Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Henry Pu Yi, Kaisar Terakhir China yang Jadi Rakyat Biasa di Akhir Hayatnya

Kompas.com - 16/08/2020, 18:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Seperti Henry, semasa hidupnya Pu Yi punya lima orang istri. Namun tidak seperti Henry, Pu Yi dikabarkan tidak terlalu terlibat secara romantis dengan perempuan.

Pada 1931 istri keduanya yaitu Wenxiu, atau dikenal dengan nama resmi Permaisuri Shu, menceraikan kaisar muda ini. Dalam alasan perceraiannya, Permaisuri Shu menyatakan adanya “kekosongan hidup selama sembilan tahun.”

Istri ketiganya yaitu Li Yuqin, yang ditunjuk sebagai Selir Xiang, juga menceraikannya pada tahun 1945.

Saat Pu Yi berusia 19 tahun pada tahun 1924, Cina berada dalam kondisi kacau. Ia pun melarikan diri ke permukiman internasional di Tientsin untuk berlindung kepada Jepang.

Keadaan ini lantas dimanfaatkan oleh Jepang. Ketika menguasai Manchuria pada tahun 1931, Jepang lantas memproklamasikan Pu Yi sebagai Kaisar Manchukuo. Padahal pada kenyataannya, Pu Yi hanya menjadi kaisar boneka yang disetir oleh Jepang.

Baca juga: Sampah Makanan Menumpuk, China Kritik Tren Mukbang dan Luncurkan Kampanye Piring Bersih

Menjadi warga negara biasa

Pada tahun 1945, posisi Jepang dalam perang dunia kedua berbalik dan nyaris kalah. Ketika Jepang resmi kalah setelah dua kali dibom atom oleh Amerika, Pu Yi mencabut gelarnya sendiri dan mengumumkan bahwa daerah Mancukuo adalah bagian dari Cina.

Pu Yi mencoba melarikan diri dengan terbang ke Korea dan Jepang, tetapi tanggal 16 Agustus 1945 dia ditangkap oleh pasukan Uni Soviet di bandara Mukden dan diterbangkan ke Siberia di mana dia ditawan.

Setelah melewati berbagai gejolak, Republik Rakyat Cina akhirnya resmi berdiri pada 1949. Pada 1950 Soviet kemudian menyerahkan Pu Yi kepada rezim Komunis di Cina. Saat itu Pu Yi yakin dia akan dieksekusi.

Namun pemerintah menempatkannya di pusat manajemen penjahat perang bersama dengan beberapa keluarganya, mantan pejabat Manchukuo dan perwira militer lainnya.

Di sana, Pu Yi dikenal dengan identitas sebagai Tahanan No 981 dan bertugas merawat kebun sayur milik penjara.

Baca juga: Kunjungan Delegasi AS ke Taiwan, China: Jangan Main Api!

Pu Yi menghabiskan nyaris sepuluh tahun hidupnya di Pusat Manajemen Penjahat Perang Fushun di Provinsi Liaoning dari tahun 1950 hingga 1959.

Setelah beberapa tahun menjalani masa "rehabilitasi" Pu Yi diterima sebagai seorang komunis sejati dan menjadi warga negara Cina.

Dia pun secara resmi diampuni. Pu Yi bekerja paruh waktu sebagai asisten tukang kebun di kebun raya Beijing dan pada tahun 1962 menikahi istri kelima dan terakhirnya. Istri terakhir Pu Yi bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit.

Di akhir hidupnya, Pu Yi kerap dipamerkan kepada para pejabat asing yang berkunjung ke China untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Pu Yi meninggal dalam keadaan sebagai rakyat biasa karena kanker ginjal pada usia 61 di tahun 1967.

Baca juga: Trump: Hong Kong Takkan Pernah Sukses di Bawah Kendali China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com