Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Perkosaan Disebut Seks Kasar, Ini Kisah 2 Korban Serangan Seksual di Inggris

Kompas.com - 11/07/2020, 08:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

"Di video itu, saya mengatakan, 'Saya tak bisa, saya tak mau.' Ia mengatakan saya harus menuruti keinginannya, kalau tidak ia akan marah besar," ungkap Lucy.

"Saya berteriak, saya mencoba lepas, ia kemudian memukul saya," kata Lucy.

Baca juga: Guru Perkosa Siswa Kelas 6 SD, Punya Anak dan Menikah, Lalu Meninggal karena Kanker

6 bulan setelah mendatangi kantor polisi, Lucy mendapat pemberitahuan bahwa kasusnya tak bisa diteruskan. Polisi mengatakan apa yang menimpa dirinya adalah bagian dari "seks kasar".

Dikatakan pula bahwa polisi menemukan video lain di ponselnya yang memperlihatkan ia dan pasangannya "pernah melakukan seks kasar atas dasar suka sama suka, dan karenanya pasangannya tidak akan pernah tahu kalau Lucy sebenarnya tidak menginginkannya saat itu".

Ella juga mengalami kejadian yang mirip dengan apa yang menimpa Lucy. Bedanya, kasus Ella terjadi saat kencan pertama.

Laki-laki yang mengajaknya berkencan adalah seseorang yang ia temukan di situs perkencanan daring.

Kencan ini awalnya baik-baik saja. Ketika Ella dan kawan laki-lakinya pulang, terjadi serangan teror di London Bridge, yang membuat semua perjalanan kereta dibatalkan.

'Awalnya baik-baik saja, tiba-tiba semuanya berubah'

Kawan laki-lakinya menawarkan apakah Ella ingin bermalam di rumahnya.

"Saya seperti tidak ada pilihan lain [selain menerima tawarannya]," kata Ella.

Ella bermalam di rumah kawan laki-lakinya dan keduanya melakukan hubungan badan. Tapi setelah itu, semuanya tiba-tiba berubah.

Baca juga: Bintang Porno Ron Jeremy Dituduh Perkosa 3 Perempuan

Ia menyerang Ella secara fisik.

"Ia mencekik saya. Badan saya memar-memar, di leher, di kaki," kata Ella.

Saat tiba di apartemennya, Ella menangis sejadi-jadinya. Atas saran teman, ia memeriksakan diri ke dokter dengan harapan ada bukti medis tentang peristiwa yang ia alami.

Ella mengatakan kondisi mentalnya hancur setelah kasus ini. Ia sering menangis dan merasa was-was. Akhirnya, ia memutuskan untuk menelepon polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com