KOMPAS.com - Dilansir The Guardian, Indonesia mencatat lonjakan angka kasus infeksi virus corona jelang perayaan Idul Fitri.
Pada Kamis (21/5/2020), negara itu melaporkan 973 infeksi baru, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 20.162. Kini, per Sabtu (23/5/2020) angka infeksi meningkat menjadi 21.745 berdasarkan www.covid19.go.id.
Pihak berwenang telah meminta militer dan polisi untuk mencegah kedatangan di Jakarta sampai pembukaan kembali penuh modal diizinkan.
Baca juga: Mengintip Perayaan Idul Fitri di Belahan Dunia Lain Saat Pandemi Corona...
Selain itu, Indonesia tahun ini juga dikabarkan mengalami kesulitan perekonomian. Sekaligus mengalami perayaan Idul Fitri yang berbeda dari sebelumnya.
Bertamu dan berjumpa sanak saudara kini tertunda karena aturan pembatasan sebagai bentuk pencegahan virus corona, dengan para warga yang banyak tertahan di Ibu kota Jakarta dengan pendapatan minim atau bahkan tiada pendapatan sama sekali.
Presiden Joko Widodo telah melarang perjalanan mudik ke kampung halaman selama libur Idul Fitri, meski begitu, ribuan orang dilaporkan telah menjalankan perjalanan mudik pada pekan ini, tidak mengacuhkan potensi penularan wabah virus corona.
Baca juga: Arab Saudi Umumkan Idul Fitri Dilaksanakan pada Hari Minggu
Dilansir ABC Australia, media itu menyoroti bagaimana masjid-masjid di Indonesia mengizinkan Muslim melakukan shalat Id berjemaah.
Tak hanya itu, umat Muslim juga diketahui banyak memadati mal, pusat perbelanjaan tanpa menghiraukan social distancing terlebih physical distancing.
Padahal, pihak pemuka agama Islam di Indonesia sudah mengarahkan agar umat Islam beribadah shalat Id di rumah untuk menghentikan laju penularan virus corona.
Nahdlatul Ulama, organisasi Muslim terbesar di Indonesia telah merilis fatwa pada Rabu (20/5/2020) bahwa shalat Id tidak boleh dilakukan di mana pun kecuali di dalam rumah masing-masing.
Baca juga: Selamat Hari Raya Idul Fitri, Ini 20 Ucapan Lebaran 2020
"Di bawah hukum Islam, hukum melindungi jiwa dari penularan penyakit berbahaya adalah prioritas dibandingkan kewajiban shalat Id berjemaah di masjid," ungkap fatwa tersebut.
Melalui kicauannya di Twitter, presiden Joko Widodo mengatakan, "Kunci keberhasilan pengendalian penyebaran Covid-19 adalah kedisiplinan kita.
Disiplin untuk mencuci tangan, menjaga jarak, mengenakan masker, dan menghindari keramaian. Inilah yang tetap harus kita taati, terutama menjelang Idulfitri dan nanti pada saat Idulfitri."
Baca juga: 5 Amalan Sunah yang Dapat Dilakukan Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri
Kunci keberhasilan pengendalian penyebaran Covid-19 adalah kedisiplinan kita. Disiplin untuk mencuci tangan, menjaga jarak, mengenakan masker, dan menghindari keramaian.
Inilah yang tetap harus kita taati, terutama menjelang Idulfitri dan nanti pada saat Idulfitri. pic.twitter.com/hCROLfb1OV
— Joko Widodo (@jokowi) May 19, 2020
Berdasarkan pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, "Banyak orang tidak mengerti mengapa harus berada di rumah, mengapa harus membatasi aktivitas dan tidak boleh keluar."
"Setiap orang bicara soal social distancing, tapi mereka tidak mengerti apa artinya. 'Apa itu Covid? Saya tak melihat Covid apa pun,'" terang Riono.
Menurut Riono, hanya beberapa keluarga yang memiliki kerabat atau sanak keluarga yang tewas akibat virus corona dan mampu memahaminya.
Baca juga: MUI, NU, dan Muhammadiyah Imbau Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Rumah, Berikut Tata Caranya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.