Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Korban Virus Corona Tergeletak di Jalan, Wapres Ekuador Minta Maaf

Kompas.com - 05/04/2020, 18:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

QUITO, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzner, meminta maaf atas kabar banyak jenazah virus corona yang tergeletak di jalan.

Baik rumah sakit maupun rumah duka di kota pelabuhan Guayaquil, sekitar 400 km dari selatan Quito, begitu kewalahan dengan gelombang pasien maupun korban meninggal yang bertambah.

Sejumlah video yang menyebar di media sosial memperlihatkan bagaimana jenazah korban vurus corona dibiarkan terbaring di jalanan.

Baca juga: Ini Sederet Alasan Warga di Berbagai Daerah Tolak Pemakaman Jenazah Korban Corona, Apa Saja?

Presiden Lenin Moreno sebenarnya sudah mengetahuinya. Jadi, dia menunjuk Ketua BanEcuador, Jorge Wated, menjadi pemimpin satuan tugas yang menangani isu tersebut.

Guna mempercepat penanganan mayat, Wated sudah mengizinkan rumah duka melanggar jam malam agar bisa terus mengumpulkan jenazah korban.

Untuk membantu meringankan tugas mereka, pemerintah juga menerjunkan polisi hingga militer yang bergerak ke seantero kota, dilansir Russian Today Sabtu (4/4/2020).

Meski sudah mengerahkan tambahan dari unsur kesatuan, permintaan demi permintaan tolong tetap saja mengalir ke akun Twitter Wated.

"Jorge, saya ingin meminta tolong. Ada jenazah yang sudah tiga hari dibiarkan begitu saja dan mulai membusuk. Tolong saya," kata seorang netizen.

"Senin (30/3/2020), nenek saya meninggal. Kami tak tahu harus menghubungi siapa lagi untuk membawa jenazahnya dan (membantu) membuatkan sertifikat kematiannya," kata warganet lain.

Baca juga: Ditangani Sesuai Protokol, Jenazah Pasien Covid-19 Tak Akan Jadi Sumber Penularan

Dikutip AFP Minggu (5/4/2020), otoritas disebut sudah mengangkat 150 mayat dari jalanan dan rumah pada awal pekan ini. Tapi tak dijelaskan berapa angka mortalitas sesungguhnya.

"Kami sudah melihat gambar yang seharusnya tak terjadi. Sebagai pejabat publik kalian, saya meminta maaf," kata Sonnenholzner dalam pernyataan yang disiarkan.

Saat ini, Ekuador mengumumkan hampir 3.500, tepatnya 3.465, kasus positif virus corona, dengan korban meninggal mencapai 172 orang.

Lebih dari 100 di antaranya dilaporkan terjadi di Guayaquil. Saat ini, Quito mengalami kekurangan alat tes untuk menguji Covid-19.

Kekurangan tersebut membuat negara Amerika Latin itu tidak bisa melaksanakan verifikasi kasus dan memasukannya dalam daftar resmi.

"Kebenaran harus diberitahukan. Kami tahu baik kasus positif maupun angka kematian begitu rendah. Realitasnya tentu lebih dari ini," ujar Moreno.

Baca juga: MUI Minta Fatwa Pengurusan Jenazah Pasien Covid-19 Dijadikan Pedoman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com