Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kunjungi Taman Nasional Band-e-Amir

KABUL, KOMPAS.com - Para pemerhati hak asasi manusia (HAM) mengecam keputusan Taliban melarang perempuan untuk mengunjungi salah satu taman nasional paling populer di Afghanistan.

Ini menjadi larangan terbaru yang semakin menutup akses perempuan Afghanistan terhadap kehidupan publik di bawah pemerintahan Taliban.

Kementerian Moralitas Pemerintah Taliban menutup taman nasional Band-e-Amir bagi perempuan pada akhir pekan lalu dengan alasan para pengunjung perempuan tak mengenakan pakaian yang sesuai dengan syariat Islam.

Taman Band-e-Amir adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak 175 kilometer di sebelah barat Kabul. Taman nasional ini terkenal dengan danau biru yang dikelilingi tebing-tebing terjal.

Taman di provinsi Bamiyan tersebut merupakan tempat yang sangat populer untuk pariwisata domestik dan seringkali dipadati oleh warga Afghanistan di bibir danau atau mengayuh perahu sewaan.

Direktur Hak Asasi Perempuan di Human Rights Watch (HRW), Heather Barr, mengatakan kepada AFP, bahwa keputusan Taliban begitu kejam dengan melarang perempuan berkunjung ke taman nasional.

"Tidak puas dengan merampas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan bergerak bagi anak perempuan dan perempuan, Taliban juga ingin merampas taman, olahraga, dan bahkan alam," ujarnya.

"Selangkah demi selangkah tembok-tembok itu semakin mendekat ke arah perempuan karena setiap rumah menjadi penjara," katanya.

Menteri Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan, Mohammad Khalid Hanafi, membenarkan larangan tersebut pada Sabtu (26/8/2023), dengan alasan perempuan tidak mengenakan jilbab dengan benar.

"Kita harus mengambil tindakan mulai hari ini. Kita harus mencegah ketidakpatuhan terhadap hijab," katanya saat berkunjung ke provinsi Bamiyan.

Juru bicara Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan, Akef Muhajir mengatakan kepada AFP, bahwa para pemuka agama setempat meminta penutupan sementara karena perempuan dari luar provinsi tidak mematuhi aturan berpakaian hijab.

Dia menyebut, taman nasional lain di Afghanistan tetap terbuka untuk semua.

Sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021, otoritas Taliban telah memberlakukan interpretasi Islam yang ketat, dengan perempuan menanggung beban hukum yang dicap PBB sebagai "apartheid gender".

Pelapor Khusus PBB untuk HAM di Afghanistan Richard Bennett melempar pertanyaan di situs media sosial X, pada Minggu (27/8/2023), "Mengapa pembatasan ini diperlukan untuk mematuhi Syariah dan budaya Afghanistan?".

Perempuan telah dilarang mengunjungi taman, pameran dan pusat kebugaran, serta harus menutup diri di depan umum sejak pihak berwenang Taliban kembali berkuasa dua tahun lalu.

Mereka juga sebagian besar telah diblokir dari bekerja untuk badan-badan PBB atau LSM, dengan ribuan orang dipecat dari pekerjaan pemerintah atau dibayar untuk tinggal di rumah.

https://www.kompas.com/global/read/2023/08/28/200200870/taliban-larang-perempuan-afghanistan-kunjungi-taman-nasional-band-e-amir

Terkini Lainnya

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Panzerbike, Sepeda Motor Terberat di Dunia Bermesin Tank Soviet

Global
75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

75 Tentara yang Ditawan Rusia Dikembalikan ke Ukraina

Global
Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Influencer Ini Dikecam Usai Tinggalkan Orang yang Diberi Tantangan Lompat ke Danau dengan Imbalan Rp 325.000

Global
Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Isi Surat Pemimpin Tertinggi Iran bagi Mahasiswa Pro-Palestina di AS

Global
Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Ahli Geologi Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Mona Lisa Dilukis, di Mana?

Global
Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Irak Eksekusi 8 Orang, Dihukum karena Terkait Terorisme

Global
Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Indonesia Perlu Menghidupkan Diplomasi Preventif di Laut China Selatan

Global
Korsel Peringatkan Besok Bakal Ada Lagi Balon Berisi Sampah dari Korut

Korsel Peringatkan Besok Bakal Ada Lagi Balon Berisi Sampah dari Korut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke