Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

600 Peserta Jambore Pramuka di Korsel Dirawat karena Cuaca Panas, Warganet Bandingkan dengan "Squid Game"

SEOUL, KOMPAS.com - Sedikitnya 600 peserta Jabore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan harus dirawat karena sakit terkait cuaca panas.

Negara itu memang sedang berada di tengah-tengah gelombang panas, dengan suhu rata-rata harian berkisar sekitar 35 derajat Celcius.

Pemerintah Korea Selatan pun telah mengeluarkan peringatan panas tertinggi yang mungkin terjadi saat suhu melonjak.

Sebagaimana dilaporkan AFP, sekitar 43.000 orang dari seluruh dunia saat ini sedang mengambil bagian dalam Jambore Pramuka Dunia yang sedang berlangsung di provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan.

Pihak berwenang setempat dan penyelenggara mengatakan, sekitar 600 peserta telah menderita penyakit yang berhubungan dengan panas pada Kamis (3/8/2023).

Kondisi ini telah mendorong pejabat Seoul untuk memerintahkan pengerahan dokter dan perawat militer.

Media lokal menggambarkan situasi ini sebagai "aib nasional", mengingat singkatnya waktu dimiliki negara untuk mempersiapkan acara tersebut.

Pemerintah sediakan bus AC

Kantor kepresidenan Korea Selatan pada Jumat (4/8/2023) mengadakan rapat kabinet darurat dan memerintahkan pengerahan bus-bus ber-AC dan truk-truk dengan pendingin setelah peristiwa tersebut.

"Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan bus ber-AC dalam jumlah tak terbatas yang dapat digunakan oleh para pramuka untuk berlindung sebentar dan truk-truk dengan pendingin untuk menyediakan air dingin," kata Juru Bicara Kepresidenan Kim Eun-hye, Jumat.

Kantor Yoon menambahkan bahwa pertemuan darurat akan membuat keputusan mengenai alokasi sekitar 6 miliar won (sekitar Rp69 miliar) untuk dana darurat.

Pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 600 peserta jambore Amerika telah ditawari kesempatan untuk tinggal di Camp Humphreys, sebuah garnisun militer AS di Pyeongtaek, untuk menghindari cuaca panas.

Penyiar lokal melaporkan beberapa anggota pramuka "terjebak" di perkemahan terpencil meskipun cuaca panas, Laporan itu mengutip keterangan dari anggota staf yang tidak disebutkan namanya.

"Bahkan sulit untuk mengatur perjalanan dengan bus sendiri," kata seorang staf.

Beberapa orang di dunia maya membandingkan situasi ini dengan permainan bertahan hidup yang mematikan yang ditampilkan dalam serial Netflix yang sangat populer di Korea Selatan, "Squid Game".

"Salam untuk para Pramuka dari seluruh dunia, saat Anda tiba di K-Survival Game," cuit seseorang di Twitter, yang kini berganti nama menjadi X, di atas gambar kostum merah muda bergaya Squid Game.

Kepanduan Dunia mengakui pada Jumat bahwa gelombang panas dan kelembapan yang ekstrem telah menyebabkan beberapa kondisi yang menantang bagi kaum muda di acara tersebut.

"Kami berbagi keprihatinan Anda dan bekerja sama dengan tuan rumah dan Pemerintah Korea untuk memastikan lingkungan jambore yang aman, sehat dan menyenangkan bagi semua," tulisnya di X.

https://www.kompas.com/global/read/2023/08/04/150000870/600-peserta-jambore-pramuka-di-korsel-dirawat-karena-cuaca-panas-warganet

Terkini Lainnya

Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Global
100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

Global
Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Global
Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Global
Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Global
Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Global
Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Mantan Jubir Iran Bergelar Doktor Calonkan Diri Maju Pilpres

Global
Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Israel: Pertempuran di Gaza Utara Berakhir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke