Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Mesir Diminta Makan Ceker Ayam karena Krisis Ekonomi

Di Mesir, bagian kaya protein dari ayam itu biasanya disisakan untuk anjing dan kucing,

Tak pelak, saran tersebut langsung memicu kemarahan dan kritik intensif terhadap pemerintah.

BBCpada Minggu (19/3/2023) melaporkan, banyak negara berjuang melawan inflasi yang melonjak dan Mesir adalah salah satu yang paling menderita.

Bagi banyak orang Mesir, barang-barang yang sebelumnya adalah kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan keju kini termasuk barang mewah yang tidak terjangkau. Beberapa produk harganya naik dua-tiga kali lipat dalam beberapa bulan.

“Saya makan daging sebulan sekali, atau saya tidak membelinya sama sekali. Saya membeli ayam seminggu sekali,” kata Wedad, ibu tiga anak berusia enam puluhan tahun, saat dia berjalan melewati kios-kios.

"Sekarang, satu telur saja dijual 5 pound Mesir (Rp 2.500)."

Salah satu alasan Mesir tertatih adalah sangat bergantung pada makanan impor daripada pertanian domestik untuk populasinya yang mencapai lebih dari 100 juta orang.

Bahkan, biji-bijian untuk memberi makan ayam pun didapat dari impor.

Lebih dari 12 bulan lalu pound Mesir kehilangan setengah nilai tukar lawan dollar AS. Jadi, pada Januari 2023, ketika pemerintah kembali mendevaluasi mata uang, hal ini mendorong biaya impor seperti biji-bijian naik tajam.

“Ada yang bilang harga sekilo ayam fillet 160 pound Mesir (Rp 79.800). Ada juga yang bilang 175 (Rp 87.300), 190 (Rp 94.800), bahkan 200 (Rp 99.780),” ujar Wedad sambil berbelanja.

"Ceker ayam 90 pound Mesir (Rp 44.900), bahkan tulang ayam dijual sekarang--dan harga kaki cuma 20 pound Mesir (Rp 10.000)," tambahnya sambil tertawa sinis.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi sering menyalahkan krisis ekonomi ini buntut dari pemberontakan Mesir 2011 dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Dia juga menuding pandemi dan perang di Ukraina sebagai penyebabnya.

Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 memukul telak perekonomian "Negeri Piramida" tersebut.

Mesir adalah importir gandum terbesar kedua di dunia, dan Rusia maupun Ukraina adalah pemasok utamanya. Ketika perang mengganggu ekspor, harga gandum--juga roti pada akhirnya--melonjak.

Para wisatawan Rusia dan Ukraina yang biasanya ramai mengunjungi Mesir, kini tiba-tiba berkurang sehingga sektor pariwisata turut merugi.

Pariwisata Mesir yang dulunya menghasilkan sekitar 5 dari produk domestik bruto (PDB), sudah terpukul parah oleh pandemi.

Analis memperingatkan, salah langkah dari pemerintah dapat membuat situasi yang sudah buruk menjadi jauh lebih buruk.

Krisis ekonomi di Mesir sebelumnya menyebabkan kerusuhan dan berujung jatuhnya Presiden Hosni Mubarak serta Mohammed Morsi. Kini, sudah ada tanda-tanda amarah publik meningkat atas perekonomian yang menimbulkan keresahan lagi.

https://www.kompas.com/global/read/2023/03/19/191300770/warga-mesir-diminta-makan-ceker-ayam-karena-krisis-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke