Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Demonstran dan Pasukan Keamanan Bentrok di Peru, 17 Orang Tewas

LIMA, KOMPAS.com - Korban tewas akibat bentrokan di Peru antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan pada Senin (9/1/2023) di kota Juliaca naik menjadi 17 orang.

Jumlah itu dilaporkan oleh Kantor Ombudsman Peru pada Selasa (10/1/2023).

Sebelumnya, 12 orang dilaporkan tewas ketika para demonstran yang mencoba menyerbu bandara bentrok dengan pasukan keamanan dalam ketegangan terbaru dari krisis politik yang telah berlangsung sebulan.

"Jumlah korban meningkat ketika orang-orang yang terdaftar sebagai korban luka kemudian meninggal karena luka-luka mereka," kata seorang sumber di kantor Ombudsman Peru, dikutip dari AFP. 

Babak baru pertumpahan darah ini terjadi di tenggara kota Juliaca, di wilayah Puno.

Para demonstran menuntut kepergian Presiden Peru Dina Boluarte, yang mengambil alih kekuasaan setelah penggulingan dan penangkapan Presiden Peru Pedro Castillo pada 7 Desember 2022.

Pencopotan Castillo setelah dia mencoba untuk membubarkan kongres telah memicu bentrokan selama berminggu-minggu secara nasional di Peru yang dilanda ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun.

Para pengunjuk rasa yang marah atas pencopotan Castillo yang berhaluan kiri menginginkan Boluarte mengundurkan diri dan pemilihan baru segera dilakukan.

Pemilihan telah dipindahkan dari 2026 ke April 2024.

"Orang-orang yang tewas pada Senin di Juliaca mengalami luka tembak," kata seorang pejabat di Rumah Sakit Calos Monge kepada saluran TV Peru.

Kementerian Kesehatan Peru mengatakan 38 orang terluka dalam bentrokan itu.

"Polisi menembaki kami," kata seorang demonstran yang menolak menyebutkan namanya kepada AFP.

Dia menegaskan bahwa demonstran minta Dina mengundurkan diri.

"Terimalah kenyataan bahwa orang tidak menginginkanmu," kata dia.

Secara keseluruhan, dengan kematian baru ini, bentrokan yang dipicu oleh penggulingan Castillo kini telah menewaskan 39 orang di seluruh Peru.

"Apa yang terjadi adalah orang-orang Peru saling membantai. Saya meminta ketenangan," kata Walikota Juliaca Oscar Caceres memohon.

Demonstran telah mencoba pada hari Sabtu (7/1/2023) untuk menyerbu bandara Juliaca, yang dilindungi oleh polisi dan tentara.

Pada hari Senin kemarin, pengunjuk rasa giliran memblokir jalan di enam dari 25 departemen negara, termasuk daerah yang populer di kalangan turis.

Boluarte adalah wakil presiden Castillo dan seorang sayap kiri seperti dia.

Tetapi, banyak orang Pribumi menyebutnya pengkhianat yang tidak membela tujuan mereka.

Dalam perkembangan terbaru, Pemerintah Peru memutuskan melarang masuk Evo Morales, mantan presiden Bolivia dengan menuduh dia mencoba mencampuri urusan Peru.

Morales, yang merupakan presiden Pribumi pertama negaranya, telah menyatakan dukungannya terhadap protes terhadap Boluarte, khususnya di wilayah etnis Aymara Puno yang berbatasan dengan Bolivia.

https://www.kompas.com/global/read/2023/01/10/114500070/demonstran-dan-pasukan-keamanan-bentrok-di-peru-17-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke