Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

India Pilih Teguh Bemitra dengan Rusia, Ini Alasannya

Penulis: VOA Indonesia/Anjana Parischa

NEW DELHI, KOMPAS.com - Terlepas dari tekanan dari negara-negara Barat, India tetap teguh dalam kemitraannya dengan Rusia.

Negara itu menolak untuk mengutuk perang di Ukraina dan tidak bergabung dengan negara-negara lain dalam pemberlakuan sanksi terhadap Moskwa.

Namun, sikap demikian tidak memengaruhi hubungan India yang terus berkembang dengan Amerika Serikat (AS).

Sementara konflik di Ukraina berkecamuk, India menolak untuk memihak antara mitra Baratnya dan Rusia.

Dalam kunjungan ke Moskwa bulan lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan New Delhi akan meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara “Beruang Merah” itu.

“Bagi kami, Rusia telah menjadi mitra yang stabil dan telah teruji oleh waktu dan seperti yang saya katakan, evaluasi objektif apa pun dari hubungan kami selama beberapa dekade akan mengonfirmasi bahwa itu benar-benar telah bermanfaat dengan sangat, sangat baik bagi kedua negara kami,” kata Jaishankar.

New Delhi tidak bergabung dengan negara-negara Barat dalam pemberlakuan sanksi, dan juga telah meningkatkan pembelian minyak mentah, batu bara, dan pupuk dengan harga diskon dari Rusia.

India abstain dari resolusi PBB yang mengutuk Moskwa atas agresinya terhadap Ukraina.

Para analis mengatakan dengan militer India yang sangat bergantung pada tank, jet tempur, dan peralatan lain dari Rusia, mereka tidak mampu mengisolasi Rusia, seperti disampaikan oleh Harsh Pant dari Observer Research Foundation.

“Jika tentara Anda menghadapi tentara China, Anda tidak dapat benar-benar menghadapi satu negara yang memasok senjata kepada Anda. Jadi, dalam beberapa hal hubungan pertahanan yang dimiliki India dengan Rusia membuat India memilih jenis keterlibatan yang lebih pragmatis dengan Rusia,” jelasnya.

Namun eskalasi konflik di Ukraina, seperti serangan oleh Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina menimbulkan kekhawatiran di New Delhi.

Pada September lalu, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT regional (KTT Organisasi Kerjasama Shanghai) bahwa sekarang bukan era perang

Secara signifikan, pertemuan puncak tahunan yang diadakan secara rutin antara pemimpin Rusia dan pemimpin India belum dijadwalkan tahun ini.

“Jadi ada tanggapan negatif terhadap apa yang dilakukan Rusia. Tapi, saya pikir kecaman publik terhadap Rusia tidak akan terjadi dan itu adalah sesuatu yang dirasakan India dalam posisinya bahwa ada banyak penyebab konflik ini. Oleh karena itu dialog politik adalah satu-satunya jalan ke depan,” kata Harsh Pant dari Observer Research Foundation.

Namun, pendirian India terhadap Rusia itu tidak membuat hubungan tegang dengan Amerika Serikat seperti yang dikhawatirkan oleh sebagian orang.

Dengan memperhatikan China, kedua negara meningkatkan kemitraan strategis pada bulan April lalu.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berkomentar mengenai kemitraan strategis AS-India tersebut.

“Hari ini kami memposisikan militer AS dan India untuk beroperasi dan berkoordinasi erat bersama di semua kawasan dan semakin meningkat di Indo-Pasifik yang lebih luas,” jelasnya.

Militer India dan AS mengadakan latihan bersama di dekat perbatasan India dengan China bulan November lalu.

Harsh Pant berpendapat bahwa kebangkitan China merupakan pendorong kerja sama militer AS-India tersebut.

“Kebangkitan China adalah salah satu kekuatan paling tangguh pada zaman kita dan hal itu telah memperkuat konsensus bahwa India dan Amerika harus bekerja sama,” pendapat dia.

Menjalin hubungan baik dengan Barat dan Rusia, para analis mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang India berharap untuk memainkan peran konstruktif dalam setiap upaya untuk mengakhiri permusuhan bersenjata di Ukraina. 

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/21/083913970/india-pilih-teguh-bemitra-dengan-rusia-ini-alasannya

Terkini Lainnya

PM Israel Bersikeras Penghancuran Hamas Syarat Akhiri Perang di Gaza

PM Israel Bersikeras Penghancuran Hamas Syarat Akhiri Perang di Gaza

Global
Katy Perry Bakal Tampil di Pesta Pranikah Putra Orang Terkaya di India

Katy Perry Bakal Tampil di Pesta Pranikah Putra Orang Terkaya di India

Global
Presiden Ukraina Zelensky Akan ke Singapura untuk Hadiri Forum Keamanan Shangri-La Dialogue

Presiden Ukraina Zelensky Akan ke Singapura untuk Hadiri Forum Keamanan Shangri-La Dialogue

Global
48 Jam Jelang Pemilu Meksiko, 1 Lagi Calon Wali Kota Tewas Dibunuh

48 Jam Jelang Pemilu Meksiko, 1 Lagi Calon Wali Kota Tewas Dibunuh

Global
Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Global
100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

Global
Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Global
Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Global
Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Global
Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Global
Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke