Perancis kalah 2-4 dalam adu penalti lawan La Albiceleste setelah bermain imbang 3-3 selama 120 menit (waktu normal 2-2).
Dikutip dari Daily Mail pada Senin (19/12/2022), Macron tampak hendak menghibur Mbappe setelah adu penalti, dengan merangkul dan berjalan bersama sang penyerang.
Namun, Mbappe mengabaikan Macron ketika Presiden Perancis tersebut mengucapkan dukungan padanya.
Macron kembali berupaya menghibur Mbappe selama pidato pasca-pertandingan ketika bintang PSG itu menerima medali runner-up dan sepatu emas.
"Luar biasa apa yang dilakukan Mbappe, juga seluruh tim," kata Macron kepada RMC Sport. "Mbappe adalah pemain hebat tapi dia masih muda."
"Saya bilang kepadanya bahwa dia baru berusia 23 tahun, dia adalah pencetak gol terbanyak Piala Dunia, dia sudah menjuarai Piala Dunia, dia sudah ke final."
"Saya sama sedihnya dengan dia," lanjut Macron.
"Saya katakan kepadanya bahwa dia membuat kami sangat bangga, dan pada akhirnya kami kalah dalam pertandingan sepak bola, kami nyaris (menang). Begitulah olahraga."
Macron menambahkan, dia meminta Didier Deschamps tetap melatih Perancis karena kontrak pria berusia 54 tahun itu akan berakhir pada akhir Piala Dunia Qatar.
Mbappe mencetak dua gol krusial bagi Perancis untuk membuat pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu, setelah sang juara bertahan tertinggal 2-0.
Dia juga dengan mantap mengeksekusi tendangan 12 pas di akhir extra time untuk memperpanjang perjuangan Prancis sampai babak adu penalti.
Meskipun gagal menjuarai Piala Dunia dua kali beruntun, Mbappe di Qatar berhasil meraih titel individu yaitu Sepatu Emas (top skor) dengan delapan gol.
https://www.kompas.com/global/read/2022/12/19/115400170/final-piala-dunia--presiden-perancis-canggung-usai-rangkulannya-diabaikan