Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terancam Kena Sanksi, Elon Musk Aktifkan Lagi Akun Twitter Sekelompok Jurnalis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Elon Musk mencabut penangguhan akun Twitter sekelompok jurnalis yang dia klaim membahayakan keselamatan keluarganya.

CEO Tesla itu memulihkan akun mereka setelah diperingatkan kemungkinan mendapat sanksi dari Uni Eropa dan setelah mengajukan pertanyaan kepada pengguna Twitter apa yang harus dia lakukan.

Hampir 3,7 juta orang memberikan suara dan 58,7 persen mengatakan dia harus segera membatalkan larangan tersebut sekarang juga, bukan dalam waktu seminggu.

"Orang-orang telah berbicara. Akun yang melacak lokasi saya akan dicabut penangguhannya sekarang," cuitnya.

Akun yang dibekukan minggu ini termasuk jurnalis dari CNN, New York Times, dan The Washington Post.

Padahal miliarder itu sebelumnya menegaskan dia akan memperbaiki Twitter, membersihkannya dari akun palsu dan meningkatkan kebebasan berbicara.

Musk berdalih akun mereka ditangguhkan karena men-tweet tentang @ElonJet, akun yang melacak pesawat pribadinya.

Akun @ElonJet juga ditangguhkan karena melanggar aturan Twitter baru tentang mengungkapkan lokasi real-time seseorang.

Pemilik Twitter itu mengatakan dia mengambil tindakan hukum terhadap pelajar yang menjalankan akun @ElonJet setelah mengklaim seorang "penguntit gila" telah menyerang mobil yang membawa putranya.

Musk mengatakan orang yang berbagi lokasinya pada dasarnya memberikan "koordinat pembunuhan".

Namun, larangannya terhadap jurnalis memicu kritik cepat dan kekhawatiran atas kebebasan berbicara.

Seorang pejabat Uni Eropa memperingatkan ada "titik batas" (dalam pengelolaan perusahaan publik) dan pemilik Twitter itu dapat dikenai sanksi.

"Para jurnalis tidak bisa lagi mengikuti (informasi) kami, berkomentar dan mengkritik. Kami punya masalah dengan itu, @Twitter," kicau Kantor luar negeri Jerman sebagaimana dilansir Sky News.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tidak secara langsung mengkritik Musk, tetapi mengatakan "terlepas dari siapa pemiliknya, platform media sosial harus seimbang melindungi penggunanya sambil menjunjung tinggi kebebasan berbicara".

Masa jabatan Musk yang singkat sebagai pemilik Twitter penuh gejolak.

Pengiklan besar meninggalkan platform itu karena kekhawatiran tentang arah masa depan pengelolaannya dan kontroversi pemecatan massal di perusahaan media sosial raksasa tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/19/062900070/terancam-kena-sanksi-elon-musk-aktifkan-lagi-akun-twitter-sekelompok

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke