Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Kehadiran Putin di G20, Pakar: Datang Bikin Senang, Kalau Pamit Dimaklumi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Putin dalam pertemuan puncak G20 ibarat booster. Jika datang, dia akan menambah bobot ajang ini. Tetapi jika tidak, misi G20 tak terganggu, karena kehadiran mayoritas pemimpin dunia.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta, Asep Kamaluddin Nashir mengibaratkan kehadiran Putin seperti vaksin booster.

Kalaupun benar dia tidak datang, G20 tidak akan kehilangan peran karena komunitas dunia yang hadir cukup representatif.

Ada kemungkinan besar Putin memang tidak datang. Ditanya terkait tata krama diplomasi internasional, Asep setuju bahwa dalam sisa waktu yang kurang dari satu pekan, seharusnya telah ada kepastian.

“Karena kita, juga sebagai tuan rumah, harus mempersiapkan segala sesuatunya. Jadi dalam konteks diplomasi internasional, harusnya sudah ada konfirmasi. Apalagi ini kehadiran kepala negara,” tambahnya.

Alasan Putin memilih untuk tidak datang, sebenarnya dapat dipahami. Kemungkinan, Rusia khawatir bahwa isu-isu utama dalam agenda G20 justru akan berbelok, menjadi perbincangan ke arah serangan negara itu ke Ukraina.

G20 sendiri telah sepakat, dalam presidensi Indonesia kali ini hanya tiga tema utama yang dibahas, yaitu kerja sama kesehatan global, ekonomi digital, dan transisi energi.

Di sisi lain, kehadiran Putin sebenarnya memiliki makna strategis. Di tengah upaya dunia untuk pulih dari krisis ekonomi, harus diakui bahwa peran Rusia cukup signifikan. Akan sangat bermanfaat, apabila Putin datang dan turut serta membahas tantangan itu.

Pemulihan ekonomi global, lanjut Asep, membutuhkan peran seluruh pihak. Dalam skala Eropa khususnya, upaya ini sangat dipengaruhi oleh keterlibatan Rusia. “Ini, kaitannya dengan kekhawatiran resesi ke depan, utamanya di bidang energi,” tambah Asep.

Jika dalam waktu yang tersisa ini Jokowi berhasil meyakinkan Putin untuk datang, maka peran Indonesia dan presidensi G20 tahun ini akan selalu dikenang. Ketidakhadiran Putin membuat pencapaian itu kurang lengkap.

Meskipun sekali lagi, keputusan Rusia tidak akan mempengaruhi eksistensi Indonesia dalam kepemimpinan G20.

Spekulasi masih muncul

Ketika meninjau persiapan penyelenggaraan G20 di Bali, Selasa (8/11/2022), Jokowi menyiratkan kemungkinan bahwa Putin tidak akan hadir.

“Yang sudah pasti 17, ya. Saya kira dalam posisi normal itu biasanya yang hadir juga 17-18. Ini posisi yang tidak normal, dunia sangat sulit, semua negara sangat sulit. Kalau kehadirannya sampai sejumlah itu, saya kira sudah sangat bagus, sangat bagus ya,” kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, beberapa hari lalu dirinya melakukan permbicaraan telepon baik dengan Putin maupun Presiden Ukraina, Zelensky. Putin, kata Jokowi, akan hadir kalau kondisinya memungkinkan.

Namun tidak ada penjelasan lebih jauh tentang apa yang disebut sebagai kondisi yang memungkinkan itu. Zelensky sendiri akan hadir secara virtual, namun dia menegaskan tidak akan ikut ambil bagian jika Putin datang.

Sebelumnya, pada Senin (7/11/2022) Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga belum berani memastikan, bahwa Putin akan datang.

“Kita masih nunggu mungkin satu dua kepala negara lagi yang mungkin datang. Tapi, kepala negara-negara besar, saya lihat semua akan hadir,” kata Luhut.

Luhut hanya memastikan, bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping dipastikan hadir. Sementara Putin masih menunggu kepastian.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan, skema pengamanan tetap memperhitungkan kehadiran Putin, sampai saat ini.

“Kita sudah komunikasi, termasuk dengan secret service-nya Rusia. Kita sudah akomodasi segala yang dibutuhkan, sehingga dari kami ini mendukung penuh,” kata Andika, Senin (7/11).

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Putin di G20: Datang Bikin Senang, Kalau Pamit Dimaklumi.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/10/203300470/soal-kehadiran-putin-di-g20-pakar--datang-bikin-senang-kalau-pamit

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke