Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korban Tewas Banjir Pakistan Hampir 1.000 Jiwa, Pemerintah Nyatakan Darurat Nasional

ISLAMABAD, KOMPAS.com – Status darurat nasional diumumkan setelah korban tewas akibat banjir Pakistan hampir mencapai 1.000 orang dan membuat lebih dari 30 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka negara Asia Selatan itu.

Sedikitnya 937 orang tewas sejak pertengahan Juni, termasuk 343 anak-anak, ketika hujan monsun terus melanda Pakistan menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA).

Sebagian besar wilayah barat daya provinsi Balochistan juga masih terendam, seolah menghidupkan kembali ingatan akan banjir yang menghancurkan 2010.

Lebih dari separuh korban berasal dari Balochistan dan provinsi Sindh selatan di mana masing-masing 234 dan 306 orang tewas, di tengah rekor hujan yang melanda setengah juta rumah di seluruh negeri.

Fida Hussain Shahani, seorang buruh dari sebuah desa terpencil di Sindh, berduka atas anaknya yang tersapu banjir.

“Kemarin, air banjir terus naik dan masuk ke rumah kami. Saat mencoba mencapai tempat yang tinggi, putra saya yang berusia 17 tahun tertinggal. Saya baru berhasil menemukan jenazahnya pagi ini,” kata Shahani dari Desa Shahani, pada Jumat (26/8/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan keluarganya yang terdiri dari 12 orang belum mendapat bantuan apa pun dari pemerintah dan hanya sukarelawan yang datang membantunya.

Dia mengatakan besarnya hujan tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Bahkan pada banjir tahun 2010 segalanya tidak terlalu buruk. Kami tidak pernah harus meninggalkan desa kami. Tetapi kali ini, semuanya hancur,” katanya.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah menunda perjalanan resminya ke Inggris, untuk meminta dana dari negara-negara sahabat dan lembaga internasional di tengah banjir terburuk dalam beberapa dekade.

“Hujan yang sedang berlangsung telah menyebabkan kehancuran di seluruh negeri. Kerugiannya, meski belum didokumentasikan, sebanding dengan banjir bandang 2010,” cuit Sharif, merujuk pada banjir mematikan lebih dari satu dekade lalu.

'Ruang perang' didirikan

Lebih dari 100 distrik di empat provinsi telah dilanda banjir, dengan ibu kota Balochistan, Quetta, terisolasi dari bagian lain negara itu karena banyak jalan raya dan jembatan tersapu oleh banjir.

Di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di mana hampir 200 orang tewas, upaya penyelamatan sedang dilakukan, terutama di Swat dan Dir di daerah yang paling parah terdampak.

“Di KP utara [Khyber Pakhtunkhwa] kami melihat Swat dan Dir mengalami situasi banjir bandang, dan dengan banyak populasi di tepian sungai, fokus kami ada di sana” kata Muhammad Ali Saif, juru bicara provinsi tersebut kepada Al Jazeera.

Dia menambahkan bahwa distrik Dera Ismail Khan dan Tank di selatan provinsi juga terpengaruh.

“Kami telah berhasil mengevakuasi sejumlah besar orang, dan memberi mereka akomodasi sementara di tenda-tenda,” katanya.

Menurut perkiraan NDMA, sebagian Punjab dan Khyber Pakhtunkhwa mungkin menghadapi "tingkat banjir yang tinggi hingga sangat tinggi" dalam beberapa hari ke depan. Balochistan juga menghadapi ancaman lebih banyak banjir bandang.

Menteri federal untuk perubahan iklim, Sherry Rehman, pada hari Kamis mengatakan "ruang perang" telah didirikan di markas NDMA di Islamabad untuk memimpin upaya bantuan di negara itu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/27/170200070/korban-tewas-banjir-pakistan-hampir-1000-jiwa-pemerintah-nyatakan-darurat

Terkini Lainnya

Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Rusia Jamin Tak Akan Rekrut Warga Sri Lanka Lagi untuk Perang di Ukraina

Global
Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Wapres Malawi Saulos Chilima Dipastikan Tewas, Pesawat Hancur Total

Global
PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

PBB Kaget 274 Warga Palestina Tewas Saat Israel Bebaskan 4 Sandera

Global
Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Global
Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Global
Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Internasional
Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Global
Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Global
Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Global
Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Global
Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Global
UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

Internasional
Wali Kota Paris Kecam Macron karena Gelar Pemilu Sebelum Olimpiade

Wali Kota Paris Kecam Macron karena Gelar Pemilu Sebelum Olimpiade

Global
Di Pristina Kosovo, Warga Dibayar Rp 900.000 Per Bulan jika Mau Adopsi Anjing, Tuai Pro-Kontra

Di Pristina Kosovo, Warga Dibayar Rp 900.000 Per Bulan jika Mau Adopsi Anjing, Tuai Pro-Kontra

Global
Jet Tempur Su-34 Rusia Jatuh Saat Latihan, 2 Orang Tewas

Jet Tempur Su-34 Rusia Jatuh Saat Latihan, 2 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke