Varian baru virus corona itu adalah gabungan dua sub-varian Omicron yaitu BA.1 dan BA.2, dan ditemukan saat tes PCR dua penumpang yang tiba di bandara Ben Gurion Israel.
"Varian ini masih belum diketahui di seluruh dunia," ujar Kemenkes Israel dikutip dari AFP.
"Dua kasus strain gabungan yang ditemukan sejauh ini menderita gejala ringan demam, sakit kepala, dan distrofi otot, serta tidak memerlukan tanggapan medis khusus," tambahnya.
Kepala tanggapan pandemi Israel, Salman Zarka, menyebut varian baru Covid-19 itu tidak berisiko tinggi.
“Fenomena varian gabungan sudah dikenal luas,” kata Zarka kepada Army Radio. "Pada tahap ini, kami tidak khawatir akan mengarah ke kasus serius".
Sebanyak empat juta orang dari 9,2 juta penduduk Israel telah menerima tiga suntikan vaksin virus corona.
Covid-19 di Israel mencatatkan hampir 1,4 juta kasus, termasuk 8.244 kematian yang secara resmi tercatat di negara tersebut.
Bulan lalu Israel mengumumkan, turis yang belum divaksinasi diizinkan masuk sebagai bagian dari pelonggaran pembatasan Covid.
Israel disebut mengalami penurunan data morbiditas yang konsisten, kata Perdana Menteri Naftali Bennett.
Upaya sebelumnya untuk membuka kembali perbatasan pada November 2021 kandas setelah hanya beberapa minggu, karena varian Omicron yang menyebar cepat.
Israel adalah salah satu negara pertama yang meluncurkan kampanye vaksinasi nasional pada Desember 2020.
Awal bulan ini Pemerintah Israel mengumumkan, akan memberikan suntikan vaksin Covid keempat kepada orang di atas 60 tahun dan petugas kesehatan, di tengah lonjakan yang didorong oleh varian Omicron.
https://www.kompas.com/global/read/2022/03/18/163100170/israel-temukan-varian-baru-covid-19-gabungan-omicron-ba.1-dan-ba.2