Kisah Bubarnya Led Zeppelin demi Jaga Warisan John Bonham

KOMPAS.com - Salah satu band rock terbesar dunia, pion utama rock and roll, Led Zeppelin, akhirnya membuat keputusan sulit.

Mereka memutuskan untuk bubar pada 4 Desember 1980, kira-kira dua bulan setelah kematian tragis drummernya, John Bonham.

Dilansir Ultimate Classic Rock, grup tersebut sebenarnya bersiap untuk memulai tur pada musim gugur 1980.

Tapi, Bonham keburu meninggal dunia.

Dia meninggal setelah seharian minum-minum, dia pergi tidur dan meninggal karena sesak napas karena muntahnya sendiri.

Kematian itu dianggap tidak disengaja.

Sementara itu, grup dihadapkan pada keputusan tentang apa yang harus dilakukan tanpa Bonham.

Tur yang tertunda segera dibatalkan.

Desas-desus pun banyak beredar tentang sejumlah drummer terkenal yang berpotensi bergabung untuk menggantikan mendiang musisi.

Namun, siapa bisa menggantikan Bonzo? Tak ada. Tak akan pernah bisa.

Anggota yang masih hidup tak mau merusak warisan Bonham dengan membawa orang lain untuk bermain drum.

Dalam sebuah pernyataan, band ini dengan sederhana dan elegan menjelaskan keputusan mereka:

"Kehilangan teman tersayang kami dan rasa hormat yang mendalam untuk keluarganya, membuat kami dan manajer kami telah berkeputusan untuk tidak melanjutkan band."

Sejak saat itu, Robert Plant, Jimmy Page dan John Paul Jones, kadang-kadang bekerja dan rekaman bersama, tetapi reuni ketiganya jarang terjadi.

Mereka naik panggung bersama untuk tampil di Live Aid pada 1985, dengan Phil Collins dan Tony Thompson dari Power Station mengisi drum.

Mereka bersatu kembali pada tahun 1988 di konser Atlantic Records 40th Anniversary dengan putra Bonham, Jason, mengambil giliran di belakang kit.

Reuni terakhir band ini terjadi pada tahun 2007 di acara penghormatan Ahmet Ertegun yang diadakan di 02 Arena London.

Pertunjukan itu disebut sukses besar, tetapi sekali lagi Led Zeppelin menolak godaan untuk pertunjukan reuni yang sangat menguntungkan.