KOMPAS.com – Musim semi 1958, Pemerintah Islandia mengumumkan bahwa mereka akan memperluas wilayah perairannya hingga 12 mil laut.
Pengumuman tersebut bukannya tanpa dasar. Itu diumumkan berdasarkan kesimpulan dari beberapa perjanjian yang dihasilkan dari Konferensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) pertama.
Beberapa tahun sebelumnya, Islandia juga telah memperluas perairan teritorial mereka dari tiga menjadi empat mil laut.
Pengumuman perluasan perairan wilayah Islandia seluas 12 mil itu secara khusus memang diarahkan pada armada penangkap ikan Inggris yang melaut di perairan Islandia untuk mencari ikan kod.
Inggris, yang telah lama hanya mendukung batas perairan teritorial Islandia seluas tiga mil, marah.
London mengingatkan Reykjavik bahwa pelaut-pelaut Inggris telah memancing ikan cod di perairan dan pantai Islandia setidaknya sejak abad ke-15.
Islandia tidak memiliki angkatan laut sedangkan korps penjaga pantai Islandia hanya memiliki tujuh kapal kecil dengan masing-masing satu senjata.
Sebaliknya, Angkatan Laut Kerajaan Inggris dianggap sebagai salah satu angkatan laut paling kuat di dunia.
Di sisi lain, pantai Islandia dapat dijangkau kapal-kapal Inggris dalam tempo kurang dari dua hari dari pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Perang Cod Pertama
Kapal-kapal pukat Inggris tak menggubris pengumuman Islandia dan nekat menjala ikan-ikan kod di perairan sengketa.
Akhirnya, karena masalah ikan dan perarian antara kedua negara terus meninggi, pecahlah Perang Cod Pertama pada 1 September 1958.
Penjaga pantai Islandia berusaha untuk menangkap dan menyita setiap kapal pukat Inggris dalam batas 12 mil baru mereka.
Di sisi lain, Angkatan Laut Kerajaan Inggris membentuk zonasi yang dipatroli oleh fregat dan kapal perusak untuk melindungi nelayan-nelayan mereka.
Bentrokan pertama terjadi pada 2 September 1958. Ketika itu, penjaga pantai Thor dari Islandia memperingatkan kapal pukat Inggris Northern Foam yang menyimpang keluar dari zona yang dilindungi oleh kapal perang Inggris.
Tetapi Northern Foam mampu mengirim sinyal bahaya ke salah satu kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Segera, kapal HMS Eastbound mengajak Northern Foam pergi dan dan meyakinkan Islandia untuk mundur.
Islandia tidak pernah gentar dalam menegakkan perluasan perairan mereka seluas 12 mil.
Setelah dua setengah tahun berkonflik, Pemerintah Inggris akhirnya mundur dan menyetujui batas 12 mil yang baru.
Perang Cod Kedua
Beberapa tahun kemudian, konflik dimulai lagi. Islandia mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang batas 12 mil menjadi 50 mil dan berlaku efektif mulai 1 September 1972.
Akhirnya, terjadilah Perang Cod Kedua. Kali ini, konflik antara kedua negara lebih intens dan lebih ganas, bahkan melibatkan beberapa insiden di pantai Islandia.
Terjadi beberapa insiden seperti kapal penjaga Islandia yang memberikan tembakan peringatan atau mendekati kapal pukat Inggris.
Selain itu, banyak insiden “serudukan” yang dilakukan baik dari kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, kapal tunda Inggris, dan kapal penjaga pantai Islandia.
Perang Cod Kedua juga melihat penggunaan senjata baru dalam perang anti-kapal pukat di pantai Islandia, yakni alat berupa kail untuk memotong jaring ikan.
Kapal-kapal penjaga pantai Islandia menembakkan kail melintasi kawat jala pukat kapal penangkap ikan. Ketika kapal penjaga pantai Islandia menggulung kailnya, jala akan terlepas dari kawatnya.
Dengan demikian nelayan dari kapal penangkap ikan tidak hanya akan kehilangan hasil tangkapannya tetapi juga jalanya.
Dalam Perang Cod Kedua pula Islandia mengancam untuk meninggalkan NATO dan mengusir pasukan AS dari Islandia, khususnya pangkalan utama mereka di Keflavik.
Ancaman ini mengungkapkan pengaruh signifikan yang dimiliki Islandia di dalam NATO meski negara tersebut tidak memiliki militer tetap.
Kontribusi Islandia untuk aliansi ini adalah lokasi utamanya di Atlantik Utara, kira-kira di tengah antara Greenland dan Inggris.
Posisi Islandia ini menunjukkan kepada aliansi bahwa itu tidak dapat digantikan oleh anggota lain atau kombinasi anggota lainnya.
Juga, Islandia yang keluar dari NATO mungkin bisa merapat ke Uni Soviet dan Pakta Warsawa sebagai penjamin keamanan barunya. Inggris akhirnya menyerah lagi.
Perang Cod Ketiga
Pada November 1975 Islandia memulai Perang Cod Ketiga ketika secara sepihak memperluas wilayah perairannya hingga 200 mil.
Selama Perang Cod Ketiga, Islandia kembali mengancam untuk menarik diri dari NATO dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris untuk sementara waktu.
Kapal perang Inggris kembali bentrok dengan kapal Islandia. Bahkan “serudukan”, baik disengaja maupun tidak, sering terjadi.
Senjata pemotong kawat juga kembali digunakan lagi untuk memotong jala pukat milik kapal penangkap ikan
Perselisihan itu kembali berakhir dengan syarat-syarat yang menguntungkan Islandia pada 1976, di mana Inggris menerima batas baru 200 mil dan hanya menerima hak penangkapan ikan terbatas dan sementara sebagai imbalannya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/13/102700570/inggris-dan-islandia-pernah-berperang-gara-gara-ikan-dan-london-kalah