Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Detik-detik Kematian Park Chung Hee, Presiden Korsel yang Dibunuh Sahabatnya

KOMPAS.com - Persahabatan nyatanya tak bisa menyingkirkan tragedi. Sahabat yang paling kental pun bisa menikam dari belakang, membuat tiap orang harusnya mendefinisikan kembali makna persahabatan.

Kejadian 26 Oktober 1979 saat Presiden Korea Selatan Park Chung Hee dibunuh sahabatnya sendiri bisa jadi buktinya

Dilansir Britannica, pembunuh Park adalah Kepala Badan Intelijen Korea Selatan (KCIA) Kim Jae Kyu.

Dia adalah sahabat karib Park. Dia jugalah yang menghabisi Park.

18 tahun kepemimpinan Park berakhir begitu saja di tangan sahabatnya. Kesetiaan berganti rupa menjadi darah.

Riak Gejolak di Blue House

Dilansir Korea Times, pada hari kematiannya, Park menggelar jamuan makan malam terbatas yang dihadiri sejumlah pejabat penting di restoran KCIA di kompleks Blue House.

Kepala KCIA Kim Jae Kyu, Kepala Satuan Pengamanan Presiden Cha Ji Chul, dan Kepala Kesekretariatan Blue House Kim Gae Wo turut hadir.

Park mendiskusikan gejolak politik di masyarakat yang dipicu pemimpin partai oposisi National Assembly, Kim Young Sam yang terus mengkritik Park yang dinilainya otoriter.

Nyanyi Sebelum Tragedi

Selain keempat pria itu, hadir pula dua wanita muda sebagai penghibur, yakni Shim Soo Bong dan Shin Jae Soon.

Shim Soo Bong menyanyikan sebuah lagu, yang jika diterjemahkan ke bahasa Inggris, judulnya "That Person Back Then".

Sebuah lagu yang bisa jadi pertanda buruk. Tanda-tanda celaka.

Park Chung Hee saat itu mempertanyakan kompetensi intelijen Korsel, yang dianggapnya gagal menghalau aksi protes terhadap dirinya.

Kim, kepala KCIA, membela diri. Dia mengatakan bahwa aksi protes pada waktu itu murni gerakan rakyat.

Cha Ji Chul menolak alasan itu dan mendukung pernyataan Park.

Park tidak terima dengan laporan itu. Dia menyebut jika situasi semakin memburuk, aparat keamanan diperintahkan menembak demonstran.

Kim terbakar amarah. Dia kemudian berdiri dan keluar dari ruang perjamuan.

Di luar ruangan, Kim memerintahkan pengawalnya menembak pengawal Park jika mereka mendengar bunyi tembakan dari dalam ruangan.

Kim lantas kembali ke dalam ruang perjamuan, sembari menyelipkan pistol di ikat pinggangnya, dan duduk kembali di kursinya.

Tak lama kemudian ia berdiri dan menodongkan pistol ke arah Cha, dan berteriak kepada Park.

"Bagaimana mungkin kau memilih cacing menyedihkan ini sebagai penasihatmu?" teriak Kim sambil menembakkan pistolnya ke tangan Cha.

Setelah itu, Kim menembak Park tepat di dadanya. Cha lantas menyelamatkan diri ke kamar mandi.

Kepala Kesekretariatan Blue House, Kim Gye Won kabur dari ruangan itu.

Sementara itu, dua penyanyi, Shim dan Shin, bergegas mendekati Presiden dan mencoba memberi pertolongan.

Peluru Terakhir di Tangan Sahabat

Saat m hendak mengakhiri nyawa Park, Kim menyadari bahwa pistolnya kehabisan peluru.

Dia kemudian ke luar ruangan, mengambil pistol dari pengawalnya, dan menyelesaikan tugas terakhirnya

Kim menghabisi Cha dengan tembakan di perut, lalu menghampiri Park yang tergeletak di lantai, dan menembaknya tepat di belakang telinga kanan.

Empat jam setelah pembunuhan itu, Kim Jae Kyu, Kepala KCIA sekaligus sahabat karib Presiden Park Chung Hee, ditangkap aparat keamanan.

Dia bersama pengawal dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung pada 24 Mei 1980.

Tragedi hitam yang menunjukkan bahwa persahabatan kadang menyimpan selubung tersembunyi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/26/075346870/detik-detik-kematian-park-chung-hee-presiden-korsel-yang-dibunuh

Terkini Lainnya

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke