Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Krisis Gas, Moldova Padamkan Api Abadi dan Umumkan Keadaan Darurat 30 Hari

Negara bekas Soviet itu berupaya mengamankan gas alam yang lebih murah dari Eropa, setelah Rusia yang merupakan pemasok tradisional menaikkan harga.

Api abadi di monumen Perang Dunia II di ibu kota Chisinau sampai padam karena kekurangan gas, kata Kementerian Pertahanan.

Negara berpenduduk 2,6 juta orang yang terjepit di antara Rumania dan Ukraina itu mendapatkan gas dari Rusia melalui wilayah Transnistria dan Ukraina yang pro-Rusia.

Raksasa gas Rusia Gazprom menaikkan harga dari 550 dollar AS (Rp 7,8 juta) per 1.000 meter kubik bulan lalu menjadi 790 dollar AS (Rp 11,22 juta) bulan ini.

Peningkatan harga tersebut dikatakan Wakil Perdana Menteri Moldova Andrei Spinu tidak dapat dibenarkan dan tidak realistis untuk negara termiskin di Eropa.

"Kami menghadapi situasi kritis," kata Perdana Menteri Moldova, Natalia Gavrilita, pada Jumat (22/10/2021) dikutip dari AFP.

Dia mengatakan, parlemen Moldova akan mencari pasokan dari negara-negara Uni Eropa, dan berterima kasih kepada Rumania dan Ukraina karena telah memasok beberapa gas.

Sementara Gazprom dan anak perusahaannya Moldovagaz bulan lalu setuju memperpanjang kontrak mereka untuk pasokan hingga 31 Oktober, Gavrilita mengatakan Moldovagaz tidak menepati janjinya.


Perusahaan itu tidak menyediakan volume gas alam yang dibutuhkan, katanya. Moldova menerima sepertiga lebih sedikit dari biasanya untuk Oktober.

Perdana menteri berujar, Moldova dan Gazprom melanjutkan negosiasi tetapi negara bekas Soviet itu tidak percaya pada keberhasilan pembicaraan dan harus mengambil tindakan atau dibiarkan tanpa gas.

Keadaan darurat selama sebulan, yang akan berlangsung hingga 20 November, memberi perusahaan utilitas Moldova Energocom kekuatan untuk mengamankan gas dari negara lain.

Krisis gas Moldova terjadi di tengah meroketnya harga gas, yang beberapa negara di Eropa menyalahkan Rusia tidak menyediakan pasokan tambahan.

Beberapa ahli mengatakan, Rusia menaikkan harga karena tekanan pada Moldova untuk memilih presiden pro-Eropa Maia Sandu tahun lalu, yang berkata ingin mengembalikan wilayah Transnistria yang memisahkan diri ke Moldova.

Igor Dodon, mantan presiden yang dikalahkan oleh Sandu, menyebut keputusan untuk memadamkan api abadi sebagai aib, dan menuduh pihak berwenang saat ini berusaha menghemat uang untuk nilai-nilai suci.

Moldova terbagi atas hubungan dekat dengan Uni Eropa atau mempertahankan hubungan dengan penguasa era Soviet, Rusia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/23/083249270/krisis-gas-moldova-padamkan-api-abadi-dan-umumkan-keadaan-darurat-30-hari

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke