Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peti Mati Berserakan di Sekitar Kota Imbas Terjangan Banjir Saat Badai Ida

LOUISIANA, KOMPAS.com - Peti mati berisi jasad manusia masih berserakan di sekitar kota Louisiana, hampir empat minggu setelah tersapu banjir yang disebabkan oleh Badai Ida.

Kepada CNN, Pendeta Haywood Johnson, dari St Paul Missionary Baptist Church di Ironton, mengatakan peti mati masih belum dikembalikan ke liang pemakaman mereka karena masyarakat masih berusaha mati-matian untuk membangun kembali.

Liang pemakaman di daerah sekitar New Orleans biasanya sangat dangkal, karena permukaan air tanah sangat tinggi. Jadi, peti mati sering diletakkan pada brankas makam di atas tanah.

Tetapi ketika air banjir dari Badai Ida menyapu wilayah itu pada akhir Agustus, banyak peti mati tersapu keluar dari brankas, dan masih berserakan di sekitar kota.

Johnson menunjukkan sepasang peti mati, milik ayah dan anak perempuan, yang berakhir bersebelahan di halaman depan seseorang.

Peti mati lain terlihat terbalik di dekat tanggul, sementara brankas makan seberat ribuan pon hanyut hampir tiga ribu kaki dari tempat awalnya dan berakhir tepat di depan gereja.

Johnson mengaaku dia sendiri masih mencari peti mati ibu, paman, dan saudara perempuannya.

"Itu menyebabkan warga semakin kalut," kata Johnson kepada CNN.

“Mereka dikejutkan oleh besarnya kehancuran, tetapi mereka bahkan lebih kewalahan, karena orang yang mereka cintai mengambang dan akhirnya mendarat di jalan-jalan dan pekarangan orang-orang, dan di sisi tanggul dan terdampar di lapangan. Itu menimbulkan (kesulitan) luar biasa.”

"Salah satu hal yang mengganggu saya adalah bahwa saya adalah orang yang mengubur sebagian besar orang-orang itu, sebagian besar yang meninggal, dan itu seperti menarik perban dari luka," tambahnya.

Menurutnya, pencarian peti mati yang hilang semakin diperumit oleh lumpur, rumput tinggi, dan ular.

Diperkirakan 30 hingga 50 peti mati terlantar selama banjir, menurut Ryan Seidemann, ketua Gugus Tugas Tanggap Pemakaman Louisiana.

Badai Katrina memindahkan hampir seribu peti mati pada 2005. Sejak itu, Louisiana mengharuskan semua peti memiliki beberapa bentuk identifikasi, seperti plakat. Dengan begitu, mereka dapat dikembalikan jika hanyut, menurut NPR.

Banyak peti mati yang dibebani dengan semen dan bahan berat lainnya, tetapi itu tidak selalu membantu ketika banjir mengamuk karena badai.

FEMA menawarkan kepada keluarga hingga 8.000 dollar AS (Rp 114 jura) untuk membantu menguburkan kembali orang yang mereka cintai dengan benar.

Komunitas Ironton yang didominasi warga kulit hitam memiliki populasi 175 orang, dan terletak di tepi barat Sungai Mississippi di Paroki Plaquemines yang lebih rendah.

Warga telah meminta pemerintah federal untuk membantu daerah dangkal itu dengan proses pembangunan kembali, setelah jalur destruktif Bada Ida, menurut WDSU.

“Kami hanya ingin tahu apa yang terjadi. Kapan proyek-proyek ini akan dimulai? Jadi warga bisa mencoba masuk dan menyelamatkan beberapa harta benda mereka," kata Mayor Tracy Riley melansir Daily Mail pada Sabtu (25/9/2021).

Pada Selasa (21/9/2021), Anggota Gugus Tugas Tanggap Pemakaman Louisiana berada di Ironton untuk mensurvei kehancuran, dan menentukan peralatan apa yang akan dibutuhkan untuk memulihkan peti mati yang hilang.

Area pengumpulan juga sedang dibuat agar mayat dapat diidentifikasi dengan benar sebelum mereka dikembalikan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Ini bukan sesuatu yang dapat Anda lakukan tanpa alat berat," kata ketua gugus tugas Ryan Seidemann, sambil menambahkan bahwa beberapa peti mati dan brankasnya berbobot berton-ton.

Dengan kondisi tanah dan lingkungan yang masih kotor bekas banjir menurutnya, akan ada sejumlah rintangan dalam pemulihan kota.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/26/101217170/peti-mati-berserakan-di-sekitar-kota-imbas-terjangan-banjir-saat-badai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke