NEW YORK, KOMPAS.com - Pemimpin Palestina Mahmud Abbas memberi Israel satu tahun untuk menarik diri dari wilayah pendudukan pada Jumat (24/9/2021), atau pemerintahnya tidak akan lagi mengakui negara Yahudi berdasarkan perbatasan pra-1967.
Dalam pidato virtual di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Abbas meminta Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk "mengadakan konferensi perdamaian internasional."
Namun seiring dengan permintaan itu dia juga mengeluarkan ultimatum.
"Kita menyatakan bahwa Israel, kekuatan pendudukan, memiliki waktu satu tahun untuk menarik diri dari wilayah Palestina yang didudukinya pada 1967, termasuk Yerusalem Timur," katanya.
Abbas menambahkan bahwa Palestina siap "bekerja sepanjang tahun", untuk menyelesaikan status akhir negara Israel dan Palestina "sesuai dengan resolusi PBB."
Tetapi "jika ini tidak tercapai, mengapa (Palestina) mempertahankan pengakuan Israel berdasarkan perbatasan 1967?" ujarnya melansir AFP.
Abbas menambahkan, Palestina juga akan pergi ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan "masalah legalitas pendudukan tanah negara Palestina."
Proses perdamaian untuk mencapai solusi dua negara di Timur Tengah telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun.
Israel segera menepis tuntutan pemimpin Palestina itu.
Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan menyebut Pemimpin Palestina Abbas "membuktikan sekali lagi bahwa dia tidak lagi relevan.”
"Mereka yang benar-benar mendukung perdamaian dan negosiasi tidak mengancam ultimatum delusi dari platform PBB seperti yang dia (Abbas) lakukan dalam pidatonya," kritiknya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/25/163144270/palestina-ultimatum-israel-untuk-keluar-dari-wilayah-pendudukan-dalam