Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taliban Umumkan Pejabat Pemerintahannya, Lagi-lagi Tak Ada Perempuan

Ketika merebut Afghanistan pada 15 Agustus, milisi menjanjikan pemerintahan yang inklusif dan merangkul semua elemen.

Padahal, komunitas internasional sudah menegaskan akan melihat kiprah langsung milisi, dan perlakuan mereka terhadap perempuan dan minoritas.

Tetapi hingga pengumuman baru pejabat pemerintah pada Selasa (21/9/2021), Taliban tidak memasukkan wanita di dalamnya.

Jika ada yang berubah, itu adalah dimasukkannya anggota komunitas Hazara untuk menempati jabatan wakil menteri kesehatan.

Dilansir AFP, Hazara merupakan komunitas mayoritas Syiah di Afghanistan, dan menjadi korban persekusi Taliban.

Dalam konferensi pers dikutip AP, juru bicara milisi Zabihullah Mujahid membela pengumuman kabinet tersebut.

Mujahid menerangkan, wanita akan segera dimasukkan ke pemerintahan sembari mengeklaim kabinet mereka sudah inklusif.

Dia kemudian menuntut pengakuan internasional, dengan menyatakan sudah tidak ada alasan bagi mereka untuk menahannya.

"Adalah tanggung jawab PBB untuk segera mengakui kami. Begitu juga dengan negara lain di Eropa, Asia dan Islam agar menjalin relasi diplomatik," tuntutnya.

Mujahid berkilah pemerintahan saat ini masih interim, artinya akan ada nama baru dalam beberapa hari ke depan.

Meski begitu, Mujahid tidak menerangkan apakah Taliban bersedia menggelar pemilihan umum di masa depan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/21/212448870/taliban-umumkan-pejabat-pemerintahannya-lagi-lagi-tak-ada-perempuan

Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke