Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Afghanistan Kembali Hidup “Bebas”, Sementara Perempuan Jarang Terlihat

KABUL, KOMPAS.com - Sejumlah foto dari Afghanistan memperlihatkan pria Afghanistan tampak menikmati hidup di bawah pemerintahan Taliban, meskipun pelanggaran mengerikan masih dilaporkan dilaporkan rezim baru.

Daily Mail pada Sabtu (11/9/2021) mempublikasikan foto dari Herat, yang memperlihatkan pria Afghanistan tertawa bersama sambil memanfaatkan kebebasan relatif mereka, bahkan saat tentara Taliban bersenjata berjaga di dekatnya.

Laki-laki Afghanistan berbondong-bondong ke restoran, berkumpul di taman hiburan, dan bahkan menikmati perjalanan santai di atas perahu pedal, dalam adegan yang tampaknya menunjukkan kehidupan normal yang jauh dari kekerasan dan penindasan perempuan Afghanistan di tempat lain.

Ada gambar serupa bulan lalu dari pejuang Taliban yang mencoba pasar malam, ketika kelompok itu mencoba melunakkan citra globalnya dengan pandangan yang lebih progresif dan moderat.

Tapi jauh dari kamera, hak-hak perempuan masih ditindas, dan tekanan diberikan pada unjuk rasa, yang terjadi hanya beberapa minggu setelah adegan mengerikan di Bandara Kabul dan di tempat lain di Afghanistan.

Daily Mail melaporkan ada laporan tentang eksekusi dari pintu ke pintu terhadap perempuan Afghanistan dan sekutu pemerintahan sebelumnya, di tengah tindakan keras terhadap akses anak perempuan ke pendidikan, olahraga, dan karier.

Sekjen PBB meminta semua negara di dunia untuk memerintahkan Taliban untuk mewujudkan pemerintahan inklusif, yang menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan para pemimpin dunia harus terlibat dengan rezim baru dan memberitahu mereka bahwa Afghanistan tidak boleh menjadi tempat perlindungan terorisme lagi. Mereka juga harus memainkan peran konstruktif dalam hubungan internasional.

Pada konferensi pers Jumat (10/9/2021), Guterres menilai “terlepas dari strategi yang berbeda, dari berbagai bentuk kontak, penting bagi semua negara untuk menyampaikan pesan yang sama dan untuk terlibat dengan Taliban dengan cara yang efektif.”

Dia mengatakan PBB “secara permanen terlibat dengan Taliban dan kami percaya dialog dengan Taliban sangat penting pada saat ini.”

Menurutnya, bantuan kemanusiaan juga penting dan upaya harus dilakukan untuk mencegah “kehancuran ekonomi” di Afghanistan.

Situasi keuangan negara itu kata dia, “sangat sulit” dan penting untuk menemukan cara, melalui beberapa keringanan atau beberapa mekanisme untuk menyuntikkan uang tunai ke dalam perekonomian untuk menghindari kehancuran.

Ke depan, Guterres mengatakan, hal positif antara lain dengan secara simultan membentuk pemerintahan inklusif di Afghanistan.

Mereka juga harus berkomitmen pada hukum internasional yang dilakukan oleh negara Afghanistan sebelumnya. Serta, mempertimbangkan kekhawatiran tentang terorisme, hak asasi manusia, dan isu-isu lain yang mengarah pada normalisasi hubungan masyarakat internasional dengan Afghanistan.

Memantau Afghanistan

Terlepas dari seruannya, sejumlah pemerintah telah mengisyaratkan keengganan mereka untuk secara resmi mengakui pemerintahan Taliban yang baru dibentuk.

Menteri luar negeri Pakistan mengatakan masyarakat internasional tidak terburu-buru untuk mengesahkan pemerintah, meskipun memiliki keinginan untuk terlibat dengannya.

Qureshi mengatakan bahwa dia memiliki keyakinan ini setelah melakukan pertemuan dengan diplomat dari berbagai negara.

Menurutnya, “orang-orang sedang menonton, mereka menunggu, mereka melihat peristiwa yang sedang berlangsung di Afghanistan.”

Qureshi mengatakan 'Saya melihat keinginan untuk terlibat tetapi tidak terburu-buru untuk mengakui' Taliban.

Dalam sambutannya, Albares mengatakan Spanyol ingin melihat Afghanistan yang stabil dan damai. Spanyol menginginkan transit yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan untuk melakukan perjalanan ke Spanyol.

Sementara itu diplomat top Rusia mengatakan dia tidak merekomendasikan delegasi resmi dikirim dari Moskwa ke upacara pelantikan Taliban.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov minggu ini tampaknya menyarankan Rusia dapat mengirim perwakilan tingkat tinggi ke upacara semacam itu, jika Taliban membentuk pemerintahan yang cukup mewakili kelompok etnis negara itu.

Tetapi pada Jumat (10/11/2021) kantor berita Rusia melaporkan, dia hanya membayangkan perwakilan oleh duta besar Rusia.

Dalam perubahan nada dari AS, para pejabat mengatakan jika Taliban memenuhi semua komitmennya, membawa stabilitas yang lebih besar ke Afghanistan dan kawasan, menunjukkan inklusi yang luas, dan melindungi keuntungan dari 20 tahun terakhir, maka "kami akan bekerja dengannya."

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/11/114035270/pria-afghanistan-kembali-hidup-bebas-sementara-perempuan-jarang-terlihat

Terkini Lainnya

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke