Pemberontak mengumumkan jatuhnya Zaranj di Provinsi Nimroz ke tangan mereka, yang merupakan pukulan telak bagi pasukan pemerintah.
Jatuhnya Zaranj terjadi sejak pemberontak meningkatkan serangan sejak awal 2021, di tengah proses penarikan tentara asing.
Memperoleh ratusan distrik, milisi Taliban kini mengincar kota-kota utama, termasuk Herat di barat, serta Kandahar dan Lashkar Gah di selatan.
Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menyatakan, konflik kini memasuki babak yang lebih mengerikan, dengan 1.000 penduduk sipil tewas sebulan terakhir.
Lyons memeringatkan negara miskin itu terancam memasuki kehancuran, dan meminta Dewan Keamanan PBB sepakat mengecam insiden itu.
Tak lama kemudian, Pemerintah Inggris meminta warganya meninggalkan Afghanistan karena situasi yang makin buruk.
Kota jatuh tanpa perlawanan
Dilansir BBC, Jumat (6/8/2021), kota yang jadi penghubung di perbatasan Iran itu diumumkan jatuh oleh Taliban di Twitter.
"Ini barulah permulaan. Saksikanlah bagaimana provinsi lain akan jatuh ke tangan kami dengan cepat," ucap komandan pemberontak kepada Reuters.
Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang menjarah kantor pemerintah, dan ketika milisi berpose di depan jalan masuk kota.
Wakil Gubernur Nimroz Roh Gul Khairzad mengatakan, kota tersebut jatuh ke tangan lawan tanpa perlawanan.
Khairzad dan sejumlah pejabat mengeluhkan bagaimana mereka kekurangan bantuan dari pemerintah pusat.
"Kota ini sudah berada dalam ancaman sejak lama. Namun, orang-orang dari pusat sama sekali tak mendengarkannya," kecam Khairzad.
Kali terakhir pemberontak menguasai ibu kota provinsi adalah pada 2016, ketika mereka sempat menahan Kunduz.
Pasukan Pemerintah Afghanistan sendiri menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan kota penting jatuh, dengan pertempuran semakin intens.
Dibantu oleh jet tempur AS, militer menggempur pertahanan Taliban yang dipusatkan di Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/07/065803770/taliban-rebut-kota-di-barat-daya-afghanistan