Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Big Mary, Gajah yang Mati Tragis Digantung karena Bunuh Pawangnya

Big Mary merupakan gajah sirkus keliling milik Charlie Sparks.

Sparks sendiri sudah berkecimpung di dunia sirkus sejak usia 8 tahun. Saat dewasa dia mendirikan Sparks World Famous Shows, sirkus keliling yang singgah dari kota ke kota.

Awal mula Big Mary di sirkus

Gajah betina itu dibeli saat berusia 4 tahun oleh ayah Sparks. Mamalia tersebut kemudian dibesarkan oleh Charlie Sparks, termasuk setelah pria itu menikah dengan istrinya, Addie Mitchell.

Mereka merawat Mary dengan penuh kasih sayang bagaikan anak mereka sendiri.

Si gajah lalu mendapat panggilan Big Mary saat dewasa karena ukurannya yang sangat besar.

Dia disebut-sebut sebagai hewan darat hidup terbesar di Bumi. Gajah Asia seberat 5 ton itu bahkan tiga inci lebih tinggi dari Barnum & Bailey, gajah sirkus yang populer pada masanya.

Menurut catatan All That's Interesting (ATI), Big Mary pandai memainkan alat musik, berdiri dengan kepala, dan menangkap bola.

Gajah jumbo itu menjadi bintang sirkus, dan Sparks World Famous Shows kebanjiran penonton selama bertahun-tahun.

Petaka di Virginia

Petaka datang saat sirkus Sparks World Famous Shows sedang melakukan tur di negara bagian Virginia.

Saat tahu ada sirkus terkenal datang, seorang staf hotel bernama Walter "Red" Eldridge menyatakan minat untuk bekerja dengan gajah.

Eldridge diterima kerja, tetapi karena dia tidak memiliki pengalaman menangani gajah, tugasnya adalah pemeliharaan dasar seperti memberi makan atau memandikan gajah-gajah termasuk Big Mary.

Pegawai baru itu lalu diajari merawat gajah-gajah dengan lembut, persis seperti yang diperintahkan Sparks kepada pawang-pawang lainnya.

Celakanya, Eldridge tidak sabaran yang berujung petaka bagi dirinya serta Big Mary.

Dilansir dari India Today pada 27 Februari 2014, sirkus Charlie Sparks suatu hari sedang perjalanan menuju kota kecil Kingsport, negara bagian Tennessee.

Sebagai kegiatan promosi, adalah hal biasa bagi sirkus keliling untuk mengadakan pawai di sepanjang jalan utama menuju kota itu.

Sirkus pun bergulir, dan saat pentas Eldridge hanya diberitahu, selama dia memegang tongkat berbentuk tombak yang digunakan untuk melatih gajah, dia bisa mengendalikan Big Mary.

Insiden lalu terjadi ketika Eldridge menunggangi Big Mary dan mengarahkannya ke sebuah lubang air, si gajah tiba-tiba berbelok untuk mengambil sepotong semangka yang tergeletak di pinggir jalan.

Hendak mengarahkan kembali Big Mary ke tujuannya, Eldridge justru mengabaikan ajaran yang didapatnya. Dia mencambuk si gajah dan menancapkan tongkatnya menembus badan hewan itu.

Gajah dikenal sebagai hewan yang cepat marah. Cambukan dan pukulan berulang Eldridge membuat Mary naik pitam, lalu menarik si pawang dari atas dengan belalainya, mengangkatnya, membantingnya ke bawah, lalu menginjak kepalanya hingga tewas seketika.

Beberapa sumber lain mengeklaim, Big Mary menusuk Eldridge dengan gadingnya, tapi ada juga yang bilang si gajah memukulkan belalainya di kepala pawang sampai tewas.

Awal 1900-an adalah waktu ketika massa gemar main hakim sendiri.

Gerombolan penonton menuntut keadilan untuk Eldridge, bahkan ada yang menembak Mary dengan peluru dari pistol, tapi gajah itu tidak takluk.

Massa yang marah kemudian meneriakkan "Bunuh gajah itu!", dan ramai-ramai merantainya di luar penjara county.

Sejak itu citra Mary berubah. Dia bukan lagi Big Mary bintang sirkus, tetapi disebut Murderous Mary atau Mary Si Pembunuh.

Eksekusi Big Mary

Berita pembunuhan itu menyebar dengan cepat. Sirkus Sparks mengadakan pertunjukan di dekat Erwin malam itu, tetapi kota melarang mereka masuk jika masih membawa Mary.

Kerumunan massa juga sedang beranjak menuju Kingsport untuk membunuh Big Mary.

Sparks pun dilema. Di satu sisi dia sangat sayang Big Mary dan memiliki ikatan emosional dengannya selama bertahun-tahun, tetapi juga harus menyelamatkan bisnisnya.

Akhirnya Sparks dengan berat hati memilih opsi kedua dengan menjatuhkan hukuman mati kepada Big Mary.

Persoalan lain kemudian dihadapi Sparks untuk mengeksekusi Mary. Peluru sudah terbukti sia-sia. Beberapa orang lalu menyarankan Mary ditabrak dua kereta.

Saran-saran lain tak kalah sadis, termasuk menyeret Mary dengan kereta api bahkan memutilasinya.

Namun karena pedesaan di Tennessee, lokasi sirkusnya saat itu, tidak memiliki cukup daya untuk menyetrum Mary, Sparks memutuskan untuk menggantung gajah kesayangannya tersebut.

Keesokan harinya Sparks World Famous Shows memasuki Erwin, kota yang menjadi tempat eksekusi Big Mary.

Di sana ada crane seberat 100 ton yang biasa dipakai mengangkat gerbong kereta api.

Sparks butuh alat itu untuk mengangkat Big Mary yang super besar. India Today mengisahkan, Sparks menawari penonton tiket gratis menyaksikan eksekusi Mary, dengan syarat bisa memakai crane di rel tersebut.

Permintaan Sparks dikabulkan. Staf sirkus kemudian mengikat Big Mary di rel dan rantai dikaitkan di kepalanya, dipasangkan ke crane yang akan mengangkatnya.

Eksekusi pun dimulai. Saat derek mengangkatnya, Mary yang dalam kesakitan luar biasa menggeliat dan menjerit mengerikan.

Suara derak keras memenuhi udara, tetapi upaya pertama itu gagal. Saat baru diangkat setinggi lima kaki, rantai yang mengangkat Big Mary putus. Gajah itu jatuh dan pinggulnya patah.

Upaya eksekusi belum berakhir. Sebuah rantai yang lebih kuat kemudian diikatkan ke lehernya dan Big Mary sekali lagi diangkat.

Kali ini rantainya lebih kokoh, dan Big Mary menggantung selama 30 menit hingga tersedak dan mati. Kematiannya dipastikan oleh dokter hewan.

Sebuah kuburan besar juga dilaporkan digali untuk Big Mary, tetapi keberadaannya tidak diketahui.

Malam harinya seekor gajah yang bertahun-tahun hidup bersama Mary melarikan diri dari kandang, tapi gajah itu ditangkap lagi dan dikembalikan ke sirkus.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/11/212630870/kisah-big-mary-gajah-yang-mati-tragis-digantung-karena-bunuh-pawangnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke