Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

India Catat Rekor 8 Juta Vaksinasi dalam Sehari, Kenapa Baru Dikebut Sekarang

Pemerintah pusat membeli vaksin Covid-19 dari produsen-produsen dan langsung mendistribusikannya ke negara-negara bagian.

India adalah salah satu tempat pembuatan vaksin terbesar di dunia, tetapi upaya vaksinasinya sendiri berjalan lambat.

Sejauh ini, warga yang telah divaksinasi penuh baru lebih dari 5 persen dari total populasi yang memenuhi syarat. Sementara beberapa negara bagian kekurangan pasokan vaksin.

Demi meningkatkan upaya vaksinasi, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengumumkan awal bulan ini bahwa setiap orang akan mendapatkan "vaksin gratis" mulai 21 Juni.

Pada hari pertama kebijakan baru itu, dia memuji kecepatan program vaksin India.

Sebelumnya, jumlah Covid-19 di India meningkat tajam pada April hingga Mei.
Jumlah orang yang meninggal karena virus corona pernah mencapai 3.000 hingga 4.000 orang per hari pada Mei.

Di bawah kebijakan vaksin Covid-19 sebelumnya, setengah dari semua vaksin yang diproduksi di India diberikan kepada pemerintah federal. Lalu sisanya dikirim ke pemerintah negara bagian dan rumah sakit swasta.

Pemerintah negara bagian harus bersaing di pasar terbuka untuk dosis vaksin kelompok usia 18-44 tahun. Baru kemudian masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis di pusat vaksinasi pemerintah negara bagian.

Vaksin Covid-19 yang diambil pemerintah federal dikhususkan untuk memvaksinasi pekerja garis depan, dan mereka yang berusia di atas 45 tahun, juga diberikan gratis.

Pemerintah negara bagian akan menerima dosis vaksin mereka secara gratis dari pemerintah federal, alih-alih bernegosiasi langsung dengan produsen.

Namun, perlu dicatat bahwa sisa 25 persen vaksin masih disisihkan untuk rumah sakit swasta seperti sebelumnya.

Di rumah sakit swasta, vaksinasi tak gratis.

Pemerintah federal telah menetapkan harga vaksin Covid-19 untuk tiga jenis yang disetujui pada 780 rupee (Rp 151.000) untuk Covishield, 1.145 rupee (Rp 222.000) untuk Sputnik V, dan 1.410 rupee (Rp 274.000) untuk Covaxin.

Apa artinya?

Ini berarti bahwa pemerintah negara bagian akan menerima dosis vaksin yang dialokasikan dari pemerintah federal. Kuotanya berdasarkan populasi negara bagian tersebut, tingkat penyakit, kemajuan vaksinasi, dan jumlah vaksin yang tak terpakai.

Kebijakan ini meringankan otoritas negara bagian, yang sebelumnya harus membeli dosis dari produsen dengan harga vaksin Covid-19 lebih tinggi daripada yang ditawarkan kepada pemerintah federal.

Kebijakan ini juga memberikan lebih banyak kendali peluncuran vaksin kepada pemerintah federal.

Pengumuman itu terjadi hanya beberapa hari setelah kebijakan sebelumnya menuai kritik dari pengadilan tinggi India, yang menyebutnya "sewenang-wenang" dan "tidak rasional".

Pengadilan mempertanyakan alasan di balik kebijakan yang membuat negara bagian membayar lebih untuk vaksin, daripada yang didapat pemerintah federal.

Saat negara bagian harus membeli vaksin Covid-19 di pasar terbuka, beban keuangan di beberapa negara bagian termiskin seperti Bihar, Jharkhand, dan Uttar Pradesh meningkat secara signifikan.

"Ini adalah langkah ke arah yang benar dan akan mengatasi beberapa tantangan terkait pengadaan," kata Dr Lahariya terkait kebijakan terbaru.

Apa artinya bagi warga biasa?

"Pengumuman ini tidak banyak membawa perubahan bagi warga," kritik pakar kebijakan kesehatan Dr Chandrakant Lahariya.

Ia mengatakan itu karena vaksin sudah tersedia gratis di pusat-pusat pemerintahan.

Kebijakan baru ini dinilai sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan India, ketika memulai peluncuran vaksinnya pada Januari tahun ini.

Hal ini bahkan diakui oleh Modi sendiri, yang mengatakan "sistem lama, yang berlaku sebelum 1 Mei, akan diterapkan lagi."

Kebijakan asli Januari diubah pada April, bersamaan dengan lonjakan dramatis jumlah kasus Covid-19 India. Upaya vaksin India setelah itu pun melemah.

Negara-negara bagian diizinkan untuk menawar vaksin langsung dari produsen. Harapannya itu akan mendorong pembuat vaksin lain memasuki pasar India dan meningkatkan pasokan.

Tetapi kebijakan itu tidak berhasil. Kekurangan vaksin mulai muncul di sejumlah tempat karena pasokan tidak dapat memenuhi permintaan.

Kami juga telah melihat tantangan yang dihadapi produsen vaksin India dalam mencoba meningkatkan produksi.

Bagaimana perjalanan vaksinasi?

India telah memberikan lebih dari 276 juta dosis vaksin sejak Januari, kurang dari 30 persen dari populasi orang dewasa yang memenuhi syarat.

Populasi orang dewasa India diperkirakan sekitar 950 juta.

Vaksinasi meningkat pada awal April, dengan 3,66 juta dosis diberikan pada 10 April.

Tetapi angka itu kemudian turun hampir setengahnya pada pertengahan Mei. Beberapa negara bagian menangguhkan vaksinasi untuk kelompok usia 18-44 karena kekurangan stok.

Para ahli mengatakan bahwa India gagal memesan cukup vaksin tahun lalu untuk menghindari kekurangan.

Pemerintah India telah berjanji untuk memvaksinasi semua orang dewasa pada akhir tahun.

Tapi target itu menurut banyak ahli akan sulit dipenuhi dengan kecepatan vaksinasi seperti sekarang ini.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/23/145503770/india-catat-rekor-8-juta-vaksinasi-dalam-sehari-kenapa-baru-dikebut

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke