Keterangan itu disampaikan media pemerintah Saudi Press Agency (SPA), dalam peningkatan tajam serangan lintas batas di negara tersebut.
Koalisi mengatakan, drone itu ditujukan untuk target-target sipil di Arab Saudi, tetapi kantor berita pemerintah tidak menyebutkan lokasinya.
Houthi yang didukung Iran meningkatkan serangan terhadap Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu di Yaman mereka juga meningkatkan serangan guna merebut benteng terakhir pemerintah di Marib.
Peningkatan serangan terjadi setelah bulan lalu Amerika Serikat (AS) mencabut Houthi dari daftar teroris.
"Pencopotan kelompok Houthi dari daftar grup teroris ditafsirkan secara berkebalikan oleh milisi," tulis SPA mengutip pernyataan koalisi.
Mengutip kantor berita AFP, koalisi menambahkan bahwa kemenangan mereka di Marib memicu peningkatan serangan pemberontak ke kerajaan Arab Saudi.
Pada Sabtu (6/3/2021) sumber Pemerintah Yaman mengatakan, pertempuran sengit antara pasukan pro-Yaman dan pemberontak di Marib menyebabkan sedikitnya 90 prajurit tewas di kedua pihak dalam 24 jam.
Pengeboman selama bertahun-tahun juga gagal menggoyahkan cengkeraman pemberontak di ibu kota Yaman, Sana'a, dan mereka terus memperluas kekuasaannya di utara negara itu.
Presiden AS Joe Biden menghentikan dukungan untuk operasi militer Saudi di Perang Yaman. Ia menyebutnya bencana yang harus diakhiri.
Namun, dia juga menegaskan kembali dukungan AS untuk Arab dalam mempertahankan wilayahnya.
Perang ini merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi. PBB menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
https://www.kompas.com/global/read/2021/03/08/063606070/arab-saudi-diserbu-drone-bersenjata-houthi-10-berhasil-dicegat