Mundurnya Wolf secara mendadak semakin meningkatkan kekhawatiran akan adanya kerusuhan, jelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden minggu depan.
Wolf yang kementeriannya menangani keamanan pelantikan Biden pada 20 Januari, mundur pada tengah malam waktu setempat sebagaimana surat yang dia kirim ke staf DHS (Kementerian Keamanan Dalam Negeri).
Pengunduran dirinya menjadikan Wolf orang ketiga yang keluar dari kabinet Donald Trump, setelah penyerbuan Gedung Capitol pekan lalu.
Diwartakan AFP, Wolf yang merupakan sekutu dekat Trump mengkritik kerusuhan Capitol Hill tragis dan memuakkan.
"Meski saya terus mengecam kekerasan politik di kedua sisi, khususnya kekerasan yang diarahkan ke penegak hukum, kami sekarang melihat beberapa pendukung presiden menggunakan kekerasan sebagai alat mencapai tujuan politik," katanya.
Pria berusia 45 tahun yang kementeriannya mengawasi banyak badan penegakan hukum federal termasuk Paspampres atau Secret Service ini, pekan lalu sempat mengatakan bakal bertahan di posisinya sampai akhir jabatan Trump pada 20 Januari.
Namun tepat setelah dia mengecam penyerbuan Capitol Hill, Gedung Putih mengumumkan pencalonan resmi Wolf ke Kongres sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri dibatalkan.
Sejauh ini belum diketahui apakah keputusan Wolf terkait prosedur atau ada hubungannya dengan kritik terhadap demo pro-Trump.
Pengunduran diri Wolf terjadi sehari sebelum Trump mendatangi perbatasan AS-Meksiko di dekat Alamo, Texas, untuk memeriksa tembok perbatasan yang dibangunnya.
Biasanya Wolf akan menemani sang presiden dalam dinas seperti itu.
Pada 5 Januari, Wolf mengumumkan rampungnya pembangunan tembok perbatasan sepanjang 724 kilometer atas perintah Trump.
"Presiden Trump menjabat dengan janji membangun tembok dan mengamankan perbatasan kami di selatan - janji yang dia tepati," ucapnya saat itu.
https://www.kompas.com/global/read/2021/01/12/120230270/trump-ditinggal-sekutunya-lagi-kini-plt-menteri-keamanan-dalam-negeri-as