Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[CERITA DUNIA] Dari Foto sampai Game, Sosok Jenderal Qasem Soleimani Kian Bersinar Usai Kematiannya

KOMPAS.com - Hari ini, satu tahun yang lalu, 3 Januari 2020, serangan pesawat tak berawak dari Amerika Serikat (AS) menyerang Qasem Soleimani di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Sejak itu, hubungan antara AS dan Iran kian tegang. Kematian Soleimani mungkin menjadi renungan bagi sebagian besar warga Amerika dengan Iran yang bersumpah tak akan melupakannya.

Bahkan, meski Presiden AS Donald Trump sudah kalah dalam pemilihan presiden 3 November lalu.

Di atmosfer kehidupan masyarakat Iran, Soleimani yang dinaikkan jabatan secara anumerta dari mayor jenderal menjadi letnan jenderal, suatu promosi jabatan yang pertama terjadi di IRGC (Garda Revolusi Iran), memiliki banyak pengikut.

Potret dirinya tampil di mana-mana. Status kematiannya dianggap 'syahid', sosoknya menjadi ikon Syiah dan fotonya disejajarkan dengan foto Imam Husain--cucu Nabi Muhammad, putra Ali bin Abi Thalib, yang kebetulan juga tewas di Irak pada peristiwa Karbala pada tahun 680 Masehi.

Mengutip Atlantic Council, gambaran tentang Soleimani juga hadir dalam seni propaganda pemerintah. Usai kematiannya, ratusan jalan, alun-alun, gedung dan penyeberangan perbatasan berganti nama demi memuliakan sosoknya.

Juga termasuk, nama sebuah jalan di Lebanon.

Tak hanya itu, rupanya banyak agenda di Iran dalam skala nasional yang berkaitan dengan penghormatan terhadap sosok sang jenderal.

Pada Juli lalu misalnya, penyiar nasional Iran mengumumkan bahwa mereka akan merilis Commander of Peace, sebuah dokumentasi dengan 40 episode tentang peran Soleimani di berbagai konflik seluruh wilayah.

Pada Agustus, pameran museum yang didedikasikan khusus untuk mengenang Soleimani diresmikan di Teheran dan museumnya bersifat permanen.

Dan pada Desember kemarin, sebuah situs web baru diluncurkan dengan lebih dari 9.000 artikel dan foto dalam beberapa bahasa untuk menyebarkan informasi, pengetahuan dan membangkitkan kesadaran publik akan sosok Soleimani.

Bahkan, yang lebih menariknya lagi adalah puluhan game dan aplikasi informatif yang berisi foto-foto dan biografi sang jenderal.

Kebanyakan menceritakan peran Soleimani dalam perang Iran-Irak, Perang Sipil Suriah, dan perlawanannya terhadap ISIS yang diunggah di aplikasi pasca kematiannya.

Kematian Soleimani, menurut analis veteran Timur Tengah Hassan Hassan, telah melemahkan pengaruh regional Iran di Suriah.

"Peluang Iran di Suriah jauh lebih besar jika digabungkan dengan konsolidasi di Irak dan Lebanon," ujar Hassan dikutip Deutsche Welle dari Twitternya.

"Kami memperhatikan sekilas tentang apa yang bisa atau ingin dilakukan Iran akhir-akhir ini. Kemampuannya merebut Suriah kini melemah."

Seperti apa kronologi kematian sang jenderal? Seperti diwartakan Kompas.com beberapa waktu lalu, berikut ini selengkapnya:

27 Desember 2019

Kelompok milisi Katab Hezbollah menyerang pangkalan militer AS K1 di dekat Kirkuk, Irak dengan roket.

Penyerangan tersebut menyebabkan seorang kontraktor Amerika tewas dan melukai beberapa personel Amerika dan Irak.

Kataib Hezbollah diketahui memiliki hubungan dengan Iran. Ia membantah mengatur serangan tersebut.

29 desember 2019

Trump merespons hal tersebut dengan memerintahkan serangan udara di sejumlah lokasi di mana anggota kelompok milisi berada baik itu di Irak maupun Suriah.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Menteri Pertahanan AS Mark Esper, dan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengejutkan wartawan dengan hasil briefing dengan Trump di kediamannya di Florida.

Pompeo mengatakan dia memberi tahu Trump tentang "aktivitas yang terjadi di Timur Tengah selama 72 jam terakhir" dan bahwa tindakan provokatif telah terjadi selama berminggu-minggu. 

Esper menyebutkan lima target di Irak Barat dan Suriah Timur. "Saya juga menambahkan bahwa dalam diskusi kami hari ini dengan presiden, kami akan membahas pilihan lain yang tersedia. Dan saya juga mencatat bahwa kami akan mengambil tindakan tambahan jika dibutuhkan untuk memastikan bahwa kami bertindak untuk membela diri dan mencegah perilaku buruk lebih lanjut dari kelompok-kelompok milisi atau Iran," sambung Esper.

31 Desember 2019

Pada Rabu pagi, pendukung Kataib Hezbollah di Irak menyerbu Kedutaan AS di Baghdad. Kekerasan meningkat.

Milisi mencoba menerobos masuk ke dalam gedung kedutaan, menyulut kebakaran, dan merusak area luar kedutaan.

Trump lalu membahas masalah tersebut di lapangan golfnya dengan Perdana Menteri Irak. Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan Trump mendapatkan update berkala.

"Seperti kata presiden, Iran mengatur serangan ini dan mereka akan bertanggung jawab penuh. Bagimana dan kapan kami akan merespons eskalasi tersebut, itu akan menjadi keputusan presiden," ujarnya.

Esper mengatakan AS akan mengerahkan batalion infanteri dari 82nd Airborne Division ke Komando Pusat AS.

Keputusan tersebut dikatakannya sebagai tindakan pencegahan. Sekitar 750 personel tentara pada awalnya dan pasukan tambahan selama beberapa hari ke depan.

Malamnya, wartawan menanyakan kepada Trump apakah ia akan berperang dengan Iran.

"Apakah saya mau? Tidak. Saya ingin damai. Saya suka damai. Dan Iran seharusnya menginginkan perdamaian lebih dari siapa pun. Namun saya tidak melihat hal itu terjadi," jawab Trump.

2 Januari 2020

Esper memberikan pernyataan yang menekankan bahwa AS tidak akan menerima atas serangan lanjutan terhadap personel dan pasukannya.

Dia juga mengirim pesan kepada sekutu AS untuk "bersama-sama" melawan Iran. Esper mengatakan ada beberapa tanda Iran akan merencanakan serangan tambahan dan memberi peringatan.

"Jika itu terjadi, maka kami akan bertindak, dan jika kami mendapat berita serangan atau indikasi serangan, kami akan mengambil tindakan pencegahan, juga untuk melindungi pasukan Amerika, untuk melindungi kehidupan Amerika," ujarnya.

"Jadi permainan telah berubah dan kami siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan personel kami dan kepentingan kami dan mitra kami di wilayah ini," lanjutnya.

Malamnya berdasarkan waktu AS, muncul laporan tentang serangan di dekat Bandara Internasional Baghdad dan laporan awal bahwa Soleimani sudah terbunuh.

Akhirnya Pentagon mengonfirmasi laporan dan serangan tersebut. Pentagon juga menulis bahwa Soleimani "secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat Amerika di Irak dan di seluruh wilayah."

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Soleimani telah mengatur serangan di pangkalan dan menyetujui serangan di kedutaan. Serangan tersebut juga bertujuan untuk mencegah serangan Iran di masa mendatang.

3 Januari 2020

Trump mengetwit mengenai kematian Soleimani dengan mengatakan bahwa sang jenderal telah merencanakan untuk "membunuh lebih banyak" orang Amerika.

Dia lantas membela keputusannya untuk memerintahkan pembunuhan Soleimani. "Jika orang Amerika di mana saja terancam, kami memiliki semua target yang sudah diidentifikasi sepenuhnya. Dan saya siap untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan. Dan itu khususnya mengacu pada Iran," kata Trump kepada wartawan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/03/185150970/cerita-dunia-dari-foto-sampai-game-sosok-jenderal-qasem-soleimani-kian

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke