Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anjing Bisa Deteksi Covid-19 dari Keringat Ketiak, Bisa Gantikan Swab?

PARIS, KOMPAS.com - Sebuah tim ilmuwan Perancis menemukan bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi orang yang terinfeksi virus corona dengan mengendus ketiak pasien.

Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari National Veterinary School of Alfort, Prancis, melansir Daily Mail pada Kamis (10/12/2020).

Awalnya, mereka merekrut enam anjing yang sebelumnya dilatih untuk mengendus hal-hal lain. Kemudian peneliti melatihnya kembali untuk mendeteksi Covid-19.

Anjing dipilih karena terkenal memiliki Indra penciuman yang tajam. Hewan ini juga telah digunakan untuk membasmi obat-obatan, bahan peledak, dan bahkan berhasil terkena penyakit seperti kanker usus besar.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa hewan yang sering menjadi sahabat manusia itu juga dapat membantu menyelamatkan nyawa selama pandemi, dengan mendeteksi virus 75 hingga 100 persen setiap saat.

Sejumlah skema percontohan yang melibatkan anjing telah diujicobakan di seluruh dunia. Antara lain di Uni Emirat Arab, Lebanon, Finlandia, dan Australia.

Wisatawan mungkin sudah pernah melihat anjing yang dilatih secara khusus di beberapa bandara.

Tetapi para peneliti masih berusaha membuktikan bahwa tidak diragukan lagi anjing dapat menangkap bau penderita Covid-19, sebelum metode ini sepenuhnya diadopsi dan diluncurkan secara internasional.

Tim di balik penelitian berharap temuan mereka dapat membuat anjing digunakan di beberapa bagian dunia untuk mendeteksi virus Covid-19 tanpa pengujian virus massal yang mahal.

“Hewan itu bisa digunakan di mana saja, dengan harapan bisa menggantikan swab atau uji Covid-19 dengan sampel keringat yang diambil dari ketiak untuk diendus anjing,” kata para ahli.

Profesor Dominique Grandjean, salah satu penulis studi ini, mengatakan bahwa anjing dapat memeriksa banyak orang dalam waktu singkat dan hasil keberhasilannya bagus.

"Ini sukses secara teknis dan ilmiah dan mengejutkan karena kami tidak tahu apa yang akan kami dapatkan sebagai hasil," kata Grandjean.

Organisasi Kesehatan Dunia telah memvalidasi dan sebagian mendanai uji coba anjing, dengan UEA yang paling maju dalam hal peluncuran anjing pendeteksi Covid-19 (Covid-sniffing dogs).

Mereka memelihara anjing di tiga bandara internasional dan mengerahkan beberapa unit mobil ke desa-desa dan ke orang-orang yang mungkin lebih terpapar virus.

Ide awalnya tentu untuk penggunaan di ruang publik seperti bandara.

Namun ada juga pemikiran untuk setidaknya sebuah kota kecil memiliki sepasang anjing yang bisa mendeteksi masyarakat kapanpun mereka mau.

“Datang saja dan taruh kapas di bawah ketiak dan berikan itu pada anjing itu dan dia akan memberitahumu positif atau negatif (Covid-19),” ujar Grandjean menjelaskan.

Menurutnya anjing-anjing yang dilatih bisa melakukan tugasnya dengan sangat cepat pada banyak orang.

“Anjing juga bisa digunakan jika orang enggan menjalani tes usap hidung yang tidak nyaman,” menurut peneliti Perancis.

Selama penelitian yang dimulai pada Maret, tim merekrut enam anjing yang sebelumnya dilatih untuk mengendus bom, kanker usus besar, atau digunakan dalam misi pencarian dan penyelamatan.

Mereka kemudian mengumpulkan sampel keringat dari 177 orang (sebanyak 95 dengan Covid-19 dan 82 tanpa Covid-19) . Sample kemudian ditempatkan dalam kerucut untuk diendus anjing.

Dalam uji coba, anjing-anjing tersebut seringkali dapat mendeteksi keringat yang terinfeksi diantara sampel tiruan dan negatif yang yang diletakkan sejajar.

Meskipun studi yang dipublikasikan hanyalah "bukti konsep" dan tidak dapat dianggap sebagai bukti absolut, Grandjean dan timnya kini telah melakukan studi lebih lanjut untuk memvalidasi hasil mereka dan lebih banyak lagi penelitian direncanakan dilakukan awal 2021.

Mereka juga telah mengeluarkan 'panduan praktis' kepada akademisi lain untuk membantu orang lain dalam penelitian mereka dan membangun satu set 'standar pelatihan internasional' untuk anjing.

“Kami telah bekerja dengan banyak negara. Saya pikir kami memiliki 20 negara yang bekerja untuk kami. Sungguh menakjubkan, sungguh menakjubkan,” kata dia.

Studi terbaru ini dipublikasikan di jurnal online PLOS ONE.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/11/142444770/anjing-bisa-deteksi-covid-19-dari-keringat-ketiak-bisa-gantikan-swab

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke