Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Inggris, Bahrain Beri Otorisasi Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech

Kantor berita pemerintah Bahrain mengumumkan pada Jumat malam (4/12/20), menyusul pengumuman sebelumnya oleh Inggris pada Rabu (2/12/20) sebagai yang pertama di dunia.

"Konfirmasi persetujuan dilakukan Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Kerajaan Bahrain menindaklanjuti analisis menyeluruh dan tinjauan dilakukan oleh otoritas menggunakan semua data yang tersedia," kata kerajaan itu di kantor berita pemerintah Bahrain.

Otoritas Bahrain tidak mengatakan bagaimana vaksin dapat dibeli, atau kapan vaksinasi akan dimulai. Mereka juga tidak segera menanggapi pertanyaan dari The Associated Press (AP). 

Pfizer kemudian mengatakan kepada AP bahwa rincian perjanjian penjualannya dengan Bahrain, termasuk "waktu pengiriman dan volume dosis," bersifat rahasia dan menolak berkomentar.

“Kami telah mengembangkan rencana logistik rinci dan alat untuk mendukung pengangkutan vaksin yang efektif, penyimpanan dan pemantauan suhu berkelanjutan, kata Pfizer.

"Distribusi kami dibuat berdasarkan sistem tepat waktu yang fleksibel yang akan mengirimkan botol beku ke titik vaksinasi."

Tantangan selanjutnya bagi Bahrain adalah soal penyimpanan vaksin. Pasalnya, vaksin harus disimpan dan dikirim pada suhu sangat dingin sekitar minus 70 derajat Celcius.

Sementara Bahrain adalah negara Timur Tengah yang memiliki rata-rata suhu di musim panas sekitar 40 derajat Celcius dengan kelembaban tinggi.

Bahrain memang memiliki maskapai milik negara, Gulf Air, yang dapat digunakan untuk mengangkut vaksin. Di dekat Uni Emirat Arab, maskapai penerbangan jarak jauh yang berbasis di Dubai, Emirates, sedang mempersiapkan fasilitasnya untuk mendistribusikan vaksin pada suhu yang sangat dingin.

Vaksin juga diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak tiga minggu.

Bahrain telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinopharm, dan telah menginokulasi sekitar 6.000 orang dengan vaksin tersebut. Vaksin itu juga digunakan di UEA.

“Persetujuan vaksin Pfizer dan BioNTech akan menambah lapisan respons nasional Covid-19 kerajaan yang sangat memprioritaskan perlindungan kesehatan semua warga dan penduduk selama pandemi,” kata Dr Mariam Al-Jalahma, CEO Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Bahrain.

BioNTech, yang memiliki vaksin tersebut mengatakan, sejauh ini telah menandatangani kesepakatan untuk memasok 570 juta dosis di seluruh dunia pada 2021, dengan opsi untuk mengirimkan 600 juta lebih. Ia berharap dapat memasok setidaknya 1,3 miliar tahun depan.

Bahrain, rumah bagi Armada kelima Angkatan Laut AS, adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai Arab Saudi di Teluk Persia.

Dengan populasi 1,6 juta, negara ini telah melaporkan lebih dari 87.000 kasus dan 341 kematian. Lebih dari 85.000 orang telah pulih dari penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus tersebut.

Negara ini juga merupakan rumah bagi populasi ekspatriat yang besar. Banyak pekerja bergaji rendah dari Asia Tenggara tinggal di perumahan yang sempit di negara ini.

Pada Juli, pihak berwenang memberitahu AP bahwa mereka telah memindahkan 8.000 pekerja ke akomodasi baru, mendisinfeksi perumahan, dan menerapkan aturan yang mewajibkan tidak lebih dari lima pekerja per kamar, dengan ruang sekitar 3 meter (10 kaki) untuk masing-masing pekerja.

Pemerintah Bahrain mengatakan, telah melakukan lebih dari 2 juta tes Covid-19 di seluruh pulau. Mereka awalnya menyalahkan tingkat infeksi per kapita lebih tinggi karena jumlah pengujian itu.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/05/172342170/setelah-inggris-bahrain-beri-otorisasi-darurat-vaksin-covid-19-pfizer-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke