Selain itu, O'Brien juga hampir mengakui kekalahan Donald Trump yang sampai sekarang masih belum menyerah mengeklaim kemenangan.
Pria 54 tahun yang mengoordinasikan semua masalah keamanan nasional di Gedung Putih itu mengatakan, AS telah mengalami transisi yang damai dan sukses bahkan dalam periode yang paling kontroversial.
"Jika tiket Biden/Harris dipastikan jadi pemenang, dan jelas semuanya terlihat begitu sekarang, kami akan memiliki transisi yang sangat profesional dari Dewan Keamanan Nasional, pastinya," kata O'Brien di Global Security Forum, konferensi virtual yang diadakan di Qatar.
O'Brien dengan nada ramah juga berkata, Biden dan wakil presiden terpilih Kamala Harris memiliki orang-orang yang sangat profesional dalam peralihan pemerintahan, dan O'Brien tidak akan mengganggunya.
"Mereka berhak mendapat waktu untuk masuk dan melaksanakan kebijakan mereka," tutur O'Brien.
Hampir 2 minggu lamanya setelah pilpres AS pada 3 November, Trump bersikeras dia yang menang dan terus membuat klaim tak berdasar, meski Biden unggul telak di negara-negara bagian krusial.
O'Brien yang juga pengacara kawakan Partai Republik dan pernah menangani urusan penyanderaan, juga tampak mengakui hasil pemilu AS saat berbicara tentang upaya pembebasan Austin Tice, jurnalis foto Amerika yang hilang di Suriah saat perang.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan Austin kembali," kata O'Brien dikutip Kompas.com dari AFP.
"Presiden ingin bertemu dengannya lagi sebelum dia meninggalkan kantor."
Seorang pejabat AS melakukan kunjungan langka ke Damaskus pada Agustus untuk mencari informasi tentang Tice, yang ditahan di pos pemeriksaan pada 14 Agustus 2012.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/17/145907470/hasil-pilpres-as-ajudan-trump-hampir-akui-kekalahan-janjikan-transisi