Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PM Denmark Akui 17 Juta Cerpelai Dibunuh Massal Perbuatan Ilegal

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Pemerintah Denmark mengakui bahwa pemusnahan cerpelai secara massal dari peternakan cerpelai tidak dilandasi oleh aturan legal.

Sebelumnya, sebanyak 17 juta cerpelai dimusnahkan massal setelah virus corona ditemukan bermutasi melalui hewan-hewan tersebut.

Diperingatkan sebelumnya, keefektifan vaksin di masa mendatang bisa dipengaruhi oleh mutasi tersebut.

Denmark sendiri adalah produsen bulu cerpelai terbesar di dunia dengan pasar ekspor utamanya adalah China dan Hong Kong.

Pemusnahan 17 juta cerpelai dimulai pada akhir bulan lalu, setelah banyak kasus virus corona yang ditularkan dari cerpelai terdeteksi.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan kepada parlemen pada Selasa (10/11/2020), "Bahkan dalam kondisi kami terburu-buru pun harusnya jelas bagi kami bahwa UU baru diperlukan, namun kami melakukan sebaliknya. Saya minta maaf untuk itu."

Pemerintah Denmark kini mengajukan UU untuk mendukung perintah pemusnahan massal cerpelai.

Menteri Agrikultur, Mogens Jensen, telah mendesak semua peternak cerpelai untuk melanjutkan pemusnahan sebagai tindakan pencegahan.

Hal serupa dilakukan oleh Tafe Padersen, kepala asosiasi peternak cerpelai Denmark menurut laporan BBC.

"Saya masih mendorong peternak cerpelai untuk bekerja sama... karena sekarang kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk kesehatan terbaik masyarakat," kata Jensen.

Cerpelai dan mutasi virus Covid-19

Bentuk mutasi dari virus corona yang dapat menyebar ke manusia sebelumnya ditemukan di peternakan cerpelai.

Sebanyak 6 negara yang telah melaporkan wabah virus corona di peternakan cerpelai di antaranya Belanda, Denmark, Spanyol, Swedia, Italia dan Amerika Serikat (AS).

Cerpelai atau Neovison vison diketahui rentan terhadap Sars-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang dapat menyebar dengan cepat dari hewan ke hewan di dalam peternakan yang dipelihara dekat dengan hewan lainnya.

Hewan yang mirip musang ini telah terinfeksi oleh pekerja pertanian selama pandemi virus corona dan terkadang menularkan virus itu kembali ke manusia, berpotensi membawa mutasi virus yang baru.

Ilmuwan Denmark khawatir bahwa perubahan genetik pada satu bentuk virus dari cerpelai, yang telah ditemukan pada belasan orang, berpotensi membuat vaksin di masa depan menjadi kurang efektif.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/12/080500470/pm-denmark-akui-17-juta-cerpelai-dibunuh-massal-perbuatan-ilegal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke