Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemilu Sabah Jadi Ujian Besar Muhyiddin, Bagaimana Peluangnya?

Para analis yang dikutip kantor berita AFP mengatakan, Muhyiddin sangat butuh kemenangan untuk memperkuat kekuasaannya yang lemah.

Para pengamat juga memperingatkan, kekalahan para sekutunya di negara bagian Sabah akan mengikis dukungan di antara mitra koalisi pemerintahannya yang baru berjalan 7 bulan.

Masalah lainnya adalah pemilihan itu diadakan hanya beberapa hari setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengeklaim, dia telah mengumpulkan cukup dukungan dari anggota parlemen untuk mengambil alih kekuasaan.

Malaysia berada dalam guncangan politik sejak kolapsnya pemerintahan reformis pada Februari, yang dipimpin Mahathir Mohamad dan termasuk Anwar, di tengah pertikaian sengit keduanya.

Muhyiddin kemudian merebut kekuasaan tanpa pemilihan, dan memimpin koalisi yang didukung UMNO partai yang terlibat skandal, tetapi pemerintahannya hanya memiliki mayoritas tipis di parlemen, dan para kritikus mengatakan itu tidak sah.

Pemilihan di Sabah diadakan setelah sekutu Muhyiddin melakukan upaya pengambilalihan pemerintahan. Namun, bukannya menyerahkan kekuasaan, Muhyiddin justru membubarkan majelis negara bagian.

Sekitar 1,1 juta orang berhak memilih 73 kursi majelis di negara bagian Malaysia yang berlokasi di pulau Kalimantan.

Para analis mengatakan, pemungutan suara ini terlalu dini, dan hasilnya diperkirakan akan keluar Sabtu malam.

Hasilnya tidak akan secara langsung memengaruhi kekuasaan di tingkat nasional, tetapi ini adalah ujian utama dari popularitas Muhyiddin.

Meski mengambil alih kekuasaan tanpa pemungutan suara yang demokratis, politisi 73 tahun itu mendapat pujian atas penanganannya terhadap wabah virus corona, dan meraih peringkat persetujuan 69 persen dalam survei baru-baru ini.

"Dia butuh kemenangan untuk menunjukkan... bahwa popularitas tinggi yang dinikmatinya dapat diwujudkan dalam suara di lapangan," kata Ibrahim Suffian kepala perusahaan pemungutan suara independen Pusat Merdeka.

"Jika dia kalah telak, maka pemerintah berpotensi kolaps," lanjutnya, dikutip dari AFP.

Muhyiddin menghadapi tekanan dari para sekutunya untuk segera mengadakan pemilu guna mengamankan mandat yang lebih kuat, tetapi beberapa pengamat yakin dia ingin menundanya selama mungkin.

Akan tetapi, skenario itu mungkin akan berjalan sulit jika ia mendapat hasil buruk di Sabah.

Serangan balik yang diluncurkan Anwar juga menambah tekanan ke Muhyiddin.

Anwar enggan mengungkap jumlah anggota parlemen yang mendukungnya, sedangkan raja yang menunjuk perdana menteri menunda janji pertemuan karena faktor kesehatan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/26/115521770/pemilu-sabah-jadi-ujian-besar-muhyiddin-bagaimana-peluangnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke