Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Pengrajin India dari Daerah Kumuh Menguatkan Ekonominya di Tengah Pandemi Virus Corona

MUMBAI, KOMPAS.com - Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona yang melanda hampir di seluruh dunia dan menjelang festival Ganesh Chaturthi, pengrajin asal India melakukan terobosan untuk menyelamatkan usahanya.

Melansir AFP pada Selasa (18/8/2020), seorang pengrajin tembikar bernama Potter Yusuf Zakaria Galwani beralih menciptakan patung Ganesha yang ramah lingkungan menjelang festival keagamaan Hindu mendatang.

Galwani bekerja bersama dengan 2 saudara laki-lakinya di daerah kumuh Dharavi, di Mumbai membuat patung Ganesha setinggi 13 inci dari tanah liat terakota.

"Karena penjualan tembikar kami menyusut, saya memutuskan untuk membuat patung Ganesha...sebagai cara bertahan hidup dan juga untuk mempromosikan (alternatif) yang ramah lingkungan," kata Galwani yang berusia 40 tahun, kepada AFP yang dilansir pada Selasa (18/8/2020).

Ganesha adalah dewa Hindu yang diyakini dan dihormati sebagai penghilang rintangan. Menjelang perayaan festival Ganesha Chaturthi, patung ganesha ini amatlah dicari.

Ganesh Chaturthi adalah festival yang dimulai Sabtu kemarin (15/8/2020) yang diikuti dengan penuh semangat di pusat keuangan India, Mumbai.

Festival Hindu ini secara tradisional diakhiri dengan para penganutnya melakukan prosesi untuk membenamkan patung-patung dewa gajah yang sangat dicintai ke dalam air yang bermuara di Laut Arab.

Namun, pada perayaan tahun ini pemerintah mengharapkan untuk perayaan tersebut diredam, dengan pihak berwenang di kota mengantisipasi terjadinya lonjakan virus corona.

Pemerintah kota mendesak warga untuk merayakan 10 hari festival Ganesh Chaturthi cukup di rumah, demi menjaga social distancing.

Sebetulnya, para pejabat belum mengeluarkan larangan langsung secara nasional terhadap perendaman patung Ganesha di laut pada tahun ini, tapi mereka telah memberlakukan pembatasan pada perayaan lokal.

Pemuja dilarang memberikan persembahan umum kepada dewa dan penyelenggara telah diperintahkan untuk membersihkan tenda festival luar ruangan beberapa kali sehari.

Di sisi lain, para aktivis telah lama mengkritik praktik membenamkan berhala di laut, dengan alasan dapat berkontribusi dalam pencemaran air, yang mana Galwani juga setuju dengan pendapat itu.

"Setiap tahun, kami melihat patung Ganesha besar yang terbuat dari plester Paris terdampar di pantai setelah prosesi perendaman. Ini juga memengaruhi lingkungan lokal dan kehidupan laut kami," katanya.

Sehingga, ia mengkreasikan patungnya dengan tanah liat yang dirancang untuk cepat hancur dan berubah menjadi tanah. Patungnya juga mengandung biji di dalamnya yang dapat berkecambah jika disiram seperti tanaman.

Patung Ganesha ini ia jual seharga 20 dollar AS (Rp 296.529 dengan kurs Rp 14.826).

Sejauh ini, Galwani telah menerima pesanan untuk 800 patung dan berharap dapat melihat lingkungannya bangkit kembali secara ekonomi setelah menangani virus corona.

“Sebelumnya saya kehilangan bisnis karena pelanggan khawatir masuk ke daerah kumuh,” kata Galwani.

Sebab, dikabarkan bahwa virus corona yang mematikan telah menyebar di seluruh kawasan India, dan terutama di kawasan kumuh.

Sejak April 2020, Dharavi kembali menjadi sorotan, setelah pada 2008 daerah itu menjadi sorotan karena menjadi lokasi syuting film Slumdog Millionaire, yang memenangkan Oscar.

Namun, kali ini Dharavi menjadi sorotan karena salah satu kawasan kumuh itu dikhawatiran menjadi pusat penyebaran virus corona, karena kurangnya sanitasi atau social distancing di jalan-jalannya yang padat.

“Sebelumnya saya kehilangan bisnis karena pelanggan khawatir masuk ke daerah kumuh. Sekarang, banyak hal telah berubah dan mereka bahkan bersedia datang dan mengambil pesanan mereka sendiri," kata Galwani.

Sementara, seorang pengrajin tembikar generasi ketiga ini, mengatakan bahwa dia tidak melihat konflik dalam menjalankan keyakinannya sebagai Muslim sambil memenuhi kebutuhan jamaah Hindu.

"Apa masalahnya jika saya seorang Muslim membuat patung dewa Hindu seperti Ganesha? India adalah negara demokrasi sekuler dan kami tumbuh dengan banyak budaya yang hidup bersama," tambah Galwani.

India telah mencatat lebih dari 2,6 juta kasus infeksi virus corona, sehingga menjadi negara tertinggi ketiga di dunia yang memiliki jumlah kasus virus corona.

Negara bagian Maharashtra barat, di mana Mumbai adalah ibu kotanya, yang menyumbangkan seperlima kasus virus corona di seluruh negeri.

Sementara, angka kematian akibat pandemi virus corona di seluruh negeri India telah melewati 50.000 pada Senin (17/8/2020).

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/19/095800870/cara-pengrajin-india-dari-daerah-kumuh-menguatkan-ekonominya-di-tengah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke