Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Lebanon Perangi Korupsi, Jaminan yang Diharapkan Komunitas Internasional

BEIRUT, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan Lebanon membutuhkan reformasi pemerintahan yang bersih dari korupsi, jika ingin mendapatkan dana investasi dari komunitas internasional.

Maas mengatakan itu pada Rabu (12/8/2020), saat mengunjungi daerah sekitar terjadinya ledakan dahsyat yang membuat kemunduran bagi pemerintahannya, seperti yang dilansir dari Reuters pada hari yang sama.

Ledakan dahsyat yang terjadi pekan lalu di sebuah gudang yang menyimpan bahan yang sangat eksplosif menewaskan sedikitnya 171 orang, melukai sekitar 6.000 orang, dan merusak sebagian kota Mediterania, sehingga memperparah krisis ekonomi dan keuangan yang dalam.

“Komunitas internasional siap berinvestasi, tetapi membutuhkan sekuritas untuk investasi ini. Penting untuk memiliki pemerintahan yang memerangi korupsi," ujar Maas.

Ia menambahkan bahwa banyak orang di Eropa yang tertarik dengan negara ini, tapi mereka ingin tahu bahwa ada reformasi ekonomi dan pemerintahan yang baik.

Presiden Lebanon, Michel Aoun telah menjanjikan penyelidikan yang cepat dan transparan terhadap ledakan di sebuah gudang, tempat di mana pihak berwenang mengatakan lebih dari 2.000 ton amonium nitrat tersimpan selama 6 tahun tanpa tindakan pengamanan.

Aoun mengatakan penyelidikan akan membuktikan apakah itu kelalaian, kecelakaan atau faktor eksternal.

Reuters melaporkan bahwa Aoun dan Diab telah diperingatkan pada Juli tentang gudang amonium nitrat, menurut dokumen dan sumber keamanan senior.

Kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu lalu, bahwa segera setelah Aoun menerima laporan keamanan negara tentang amonium nitrat pada 20 Juli, konsultan militer presiden menginstruksikan sekretaris jenderal Dewan Pertahanan Tertinggi untuk "melakukan yang diperlukan".

Sementara itu, protes telah meletus, yang mana para warga Lebanon menyerukan penghapusan kelas penguasa yang mereka anggap bertanggung jawab atas kesengsaraan negara.

Krisis keuangan telah merusak mata uang, melumpuhkan bank dan membuat harga barang-barang melonjak.

Duduk di tengah puing-puing, Lebanon seorang warga meretapi nasibnya yang mengatakan negara tidak bertanggung jawab terhadap mereka.

“Siapa yang tahu apa yang akan terjadi. Bagaimana bisnis kami akan kembali," kata Antoinne Matta, 74 tahun yang brankas dan kunci tokonya rusak parah akibat ledakan, serta 5 orang karyawannya terluka.

Bantuan kemanusiaan internasional telah mengalir masuk ke Lebanon, tetapi negara-negara asing telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan menulis cek kosong kepada negara yang dipandang oleh rakyatnya sendiri sebagai negara yang sangat korup.

Para donor sedang mengupayakan diberlakukannya reformasi yang telah lama dituntut dengan imbalan bantuan keuangan untuk menarik Lebanon dari kehancuran ekonomi.

Konferensi donor darurat dari komunitas internasional untuk Lebanon menaikkan janji bantuan hampir 298 juta dollar AS (Rp 4,4 triliun) untuk bantuan kemanusiaan segera.

Maas memberikan cek senilai lebih dari 1 juta euro (Rp 17,4 miliar) kepada Palang Merah Lebanon, bagian dari 20 juta euro (Rp 347,9 miliar) dalam bantuan kemanusiaan dari Jerman untuk Lebanon.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/13/054228170/pemerintah-lebanon-perangi-korupsi-jaminan-yang-diharapkan-komunitas

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke