Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

MV Wakashio Retak, Bencana Minyak Tumpah di Mauritius Bisa Makin Parah

PORT LOUIS, KOMPAS.com - Kapal kargo curah MV Wakashio yang kandas di Mauritius dan membocorkan berton-ton minyak ke laut mulai retak.

Hal itu mengancam bencana ekologi dan ekonomi yang lebih besar bagi negara tersebut sebagaimana dilansir dari The Guardian, Senin (10/8/2020).

Lebih dari 1.000 ton bahan bakarnya tumpah ke laut, mencemari terumbu karang, pantai berpasir putih, dan laguna alami yang memikat wisatawan dari seluruh dunia.

Sebanyak 2.500 ton minyak masih tersisa di dalam kapal yang terdampar tersebut.

Kapal itu di menabrak karang pada 25 Juli. Namun minyaknya baru mulai mengalir dari celah di lambung kapal pekan lalu.

Para ahli memperingatkan akan adanya kerusakan yang lebih besar jika ada tumpahan minyak lagi dari kapal tersebut.

Hal itu akan menjadikan bencana bagi ekosistem pesisir yang rapuh di mana perekonomian Mauritius sangat bergantung terhadapnya.

Perdana Meteri Mauritius Pravind Jugnauth mengatakan petugas telah berhasil membendung kebocoran untuk saat ini. Namun kini mereka bersiap untuk hal terburuk.

“Retakannya telah melebar. Situasinya bahkan lebih buruk. Risiko perahu terbelah menjadi dua masih ada,” kata Jugnauth kepada wartawan pada Minggu (9/8/2020) malam.

Jepang mengatakan pada hari Minggu akan mengirim tim ahli beranggotakan enam orang untuk membantu Mauritius.

Sebelumnya, Mauritius menyatakan keadaan darurat lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perancis juga mengirim kapal Angkatan Kaut, pesawat militer, dan penasihat teknis setelah Mauritius meminta bantuan internasional.

Ribuan sukarelawan berkumpul di sepanjang garis pantai, merangkai penghalang yang sangat panjang untuk menahan gelombang pasang air laut yang berminyak.

Mereka berlumuran minyak dari ujung kepala hingga ujung kaki.


Mitsui OSK Lines, perusahaan yang mengoperasikan kapal tersebut, berjanji untuk melakukan upaya habis-habisan untuk menyelesaikan kasus tersebut.

"Kami sangat menyesal," kata wakil presiden Mitsui OSK Lines, Akihiko Ono, kepada wartawan di Tokyo pada Minggu.

Kerusakan Parah

Gambar dari udara menunjukkan dahsyatnya bencana tersebut. Hamparan laut sebening kristal di sekitar kapal kargo yang terdampar diwarnai dengan tinta hitam pekat.

Kotoran tebal telah melapisi hutan bakau dan teluk-teluk kecil yang masih alami di sepanjang garis pantai, menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

“Saya pikir ini sudah terlambat. Jika kapal terbelah menjadi dua, situasinya akan di luar kendali,” kata Vassen Kauppaymuthoo, seorang ahli kelautan dan insinyur lingkungan, kepada AFP.

Dia menambahkan situasi di lokasi tersebut masih gawat dan semakin rumit dari menit ke menit.

Tekanan meningkat pada pemerintah untuk menjelaskan mengapa tindakan pencegahan tidak dilakukan sejak kapal tersebut kandas.

Pihak oposisi telah menyerukan Menteri Lingkungan dan Menteri Perikanan agar mundur dari jabatannya.

Sementara itu sukarelawan telah mengabaikan perintah resmi untuk menyerahkan operasi pembersihan kepada pihak berwenang setempat.

Mereka nekat terjun dengan mengenakan sarung tangan karet untuk menyaring minyak.

“Ribuan orang berkumpul. Tidak ada yang mendengarkan pemerintah lagi,” kata Ashok Subron, seorang aktivis lingkungan dari wilayah Mahebourg.

Dia menambahkan para sukarelawan terjun langsung untuk menyelamatkan flora dan fauna di Mauritius.

Polisi menyatakan akan menyelidiki penyebab karamnya kapal kargo curah MV Wakashio. Kapal tersebut menabrak karang di Pointe d'Esny.

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/10/171419270/mv-wakashio-retak-bencana-minyak-tumpah-di-mauritius-bisa-makin-parah

Terkini Lainnya

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke