Otoritas kesehatan setempat mengumumkannya, kasus ini menambah bukti bahwa anak kecil tetap rentan tertular Covid-19.
Virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini setidaknya menginfeksi 260 dari 597 peserta kemah, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Mereka menambahkan, jumlah kasus positif yang sebenarnya bisa jadi lebih banyak karena tes hanya tersedia untuk 58 persen peserta.
Panitia kamp dilaporkan mengabaikan saran CDC untuk mewajibkan pemakaian masker ke semua orang. Hanya para staf yang diwajibkan pakai masker oleh panitia.
Namun mereka mematuhi perintah negara yang mengharuskan semua peserta menunjukkan bukti negatif Covid-19, yang diambil maksimal 12 hari sebelum kedatangannya di bumi perkemahan.
Langkah-langkah pencegahan lain yang sudah dilakukan adalah social distancing, membersihkan permukaan benda dengan disinfektan, dan membagi anak-anak ke kelompok kecil.
Kamp tersebut mengadakan pelatihan untuk peserta dan staf pada 17-20 Juni. Saat itu sebagian besar peserta berusia di bawah 21 tahun.
Kemudian saat perkemahan dibuka mulai 21 Juni, para peserta latihan pulang dan para staf tetap tinggal di sana.
Perkemahan itu diikuti 363 peserta yang usianya berkisar antara 6-19 tahun, serta 3 anggota staf senior.
Peserta perkemahan "melakukan berbagai kegiatan di dalam dan luar ruangan, termasuk menyanyi dan bersorak setiap hari," kata laporan CDC yang dikutip AFP.
Mereka juga tidur bersama di sebuah ruangan yang bisa menampung hingga 26 orang.
Kemudian pada 23 Juni seorang anggota staf remaja meninggalkan perkemahan karena kedinginan di malam sebelumnya.
Dia kemudian dites Covid-19 pada 24 Juni, dan di hari itu juga dinyatakan positif.
Kamp langsung memulangkan para peserta kemah hari itu juga, dan menutupnya pada 27 Juni.
Penyelidikan pada 25 Juni menemukan 260 orang positif corona.
Di antara mereka, 74 persen peserta bergejala ringan seperti demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan, lalu sisanya tidak menunjukkan gejala.
"Temuan-temuan ini menunjukkan SARS-CoV-2 menyebar cepat dalam semalam di kaum muda menghasilkan tingkat serangan yang tinggi di semua kelompok usia," tulis para penulis laporan CDC.
Tingkat serangan adalah jumlah kasus baru dibagi dengan total populasi yang berisiko terinfeksi.
Para penulis menambahkan, temuan ini berkontribusi pada kumpulan bukti "yang menunjukkan anak-anak dari segala usia rentan terinfeksi Covid-19, dan bertentangan dengan laporan awal yang mungkin lebih berperan ke menularkan."
https://www.kompas.com/global/read/2020/08/01/093703970/gara-gara-berkemah-ratusan-peserta-terinfeksi-virus-corona