Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ikuti Langkah AS, Inggris Blokir Huawei

LONDON, KOMPAS.com - Otoritas Inggris berencana menyetop keterlibatan Huawei dalam pengembangan jaringan 5G mereka.

Langkah tersebut didasarkan atas penilaian ulang Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC), tentang risiko pengintaian yang ditimbulkan oleh perusahaan China tersebut. 

Sebelumnya, NCSC dan sebuah departemen di dalam badan intelijen Inggris GCHQ, mengatakan risiko keamanan dari Huawei dapat dikelola dan dimitigasi dengan aman.

Tetapi setelah Amerika Serikat (AS) melarang Huawei beberapa waktu lalu, analisis NCSC sebelumnya menjadi berubah.

Para pejabat Inggris lantas menyusun jadwal pencopotan komponen Huawei yang sudah terpasang pada jaringan 5G.

Perusahaan telekomunikasi Inggris, BT dan Vodafone, meminta waktu pencopotan komponen dari Huawei hingga 2030.

Namun para pejabat kementerian meminta pencopotan dilakukan lebih cepat, walau pun harus memundurkan jadwal peluncuran jaringan 5G.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Dewan Rakyat Inggris, Tom Tugendhat, menyambut baik keputusan pemerintah tersebut.

Kebijakan ini juga menandai pertikaian diplomatik yang semakin meningkat antara Inggris dan China setelah China memberlakukan Undang-undang (UU) Keamanan Nasional di Hong Kong. 

Pada Januari, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengizinkan Huawei ikut andil dalam pengembangan jaringan 5G.

Hal itu bertolak belakang dengan kampanye AS yang mendesak sekutunya untuk memboikot raksasa telekomunikasi asal Negeri "Panda" itu.

Selama lebih dari satu tahun, pemerintahan Trump mendesak Inggris dan sekutu lainnya untuk melarang Huawei berpartisipasi dalam pengembangan jaringan nirkabel generasi kelima ini.

Pejabat AS mengatakan Huawei akan menjadi "Kuda Troya" untuk agen spion Beijing, yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan data dan mengumpulkan intelijen.

Itu karena AS berpendapat bahwa Huawei memiliki hubungan dekat dengan dinas intelijen China.

AS memperingatkan Inggris bahwa memberikan lampu hijau bagi Huawei pada jaringan 5G akan membahayakan hubungan intelijen antara Inggris dengan AS.

Pemberontakan Backbench

Partai Johnson sendiri tidak kalah keras mengkritik keputusannya dan menekan untuk mencabut kepusannya itu.

Sebuah kelompok konservatif yang didirikan oleh Dewan Rakyat Inggris, China Research Group, mendesak Johnson memberikan batasan keras terhadap para pemimpin China.

Sekitar 60 anggota parlemen Inggris mengancam Johnson akan melakukan pemberontakan backbench jika Johnson tidak memblokir Huawei.

Baru-baru ini, Johnson menginstruksikan para pejabatnya menyusun rencana untuk membatasi ketergantungan pasokan obat-obatan dan komoditas strategis lainnya dari China.

Pasalnya, Inggris sangat tergatung terhadap sekitar 71 komoditas strategis seperti obat-obatan dan barang-barang elektronik.

Gubernur Terakhir Hong Kong saat di bawah pemerintahan Inggris, Christopher Patten, memperingatkan Johnson atas ancaman Huawei di depan umum bulan lalu.

Inggris merupakan anggota mitra intelijen "Five Eye", yang beranggotakan AS, Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Kanada.

Dengan rencana Inggris memblokir Huawei tersebut, tinggal tersisa Kanada yang masih belum melarang Huawei dalam pengembangan jaringan 5G.

Pada Minggu (5/7/2020), Huawei menyatakan terbuka berdiskusi dengan Inggris sebagai respons dari keputusan Inggris tersebut.

Pejabat Huawei mengatakan keputusan mengenai pelarangan Huawei tersebut didasarkan atas asumsi yang salah.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/06/111914670/ikuti-langkah-as-inggris-blokir-huawei

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke