Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kematian Qasem Soleiman Berbuntut Panjang, Ini Kronologi Pembunuhannya

Keputusan tersebut merupakan buntut pengeboman opesawat nirawak di dekat Bandara Internasional Baghdad yang menyebabkan Mayor Jenderal Qasem Soleimani tewas.

Jenderal tersebut merupakan komandan Pasukan Quds, sebuah sayap elite yang berada dalam organisasi Garda Revolusi Iran. 

Sebelum pengeboman tersebut, Trump menyatakan bahwa dia tidak ingin mengubah rezim di Iran, tetapi dia memerintahkan penyerangan untuk melindungi warga Amerika.

Trump menuding Soleimani merupakan aktor di balik penyerangan warga Amerika di dekat Kirkuk, Irak, yang menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai beberapa warga Amerika di sana.

"Di bawah kepemimpinan saya, kebijakan Amerika tidak ambigu: bagi teroris yang melukai atau bermaksud melukai orang Amerika, kami akan menemukan Anda; kami akan melenyapkan Anda," ujarnya sebelum pengeboman tersebut seperti dilansir dari situs berita NPR.

Berikut kronologi penyeranganan terhadap Qasem Soleimani:

27 Desember 2019

Kelompok milisi Katab Hezbollah menyerang pangkalan militer AS K1 di dekat Kirkuk, Irak dengan roket.

Penyerangan tersebut menyebabkan seorang kontraktor Amerika tewas dan melukai beberapa personel Amerika dan Irak. Kataib Hezbollah diketahui memiliki hubungan dengan Iran. Ia membantah mengatur serangan tersebut.

29 desember 2019

Trump merespons tersebut dengan memerintahkan serangan udara di sejumlah lokasi di mana anggota kelompok milisi berada baik itu di Irak maupun Suriah.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Menteri Pertahanan AS Mark Esper, dan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengejutkan wartawan dengan hasil briefing dengan Trump di kediamannya di Florida.

- Pompeo mengatakan dia memberi tahu Trump tentang "aktivitas yang terjadi di Timur Tengah selama 72 jam terakhir" dan bahwa tindakan provokatif telah terjadi selama berminggu-minggu.

- Esper menyebutkan lima target di Irak Barat dan Suriah Timur. "Saya juga menambahkan bahwa dalam diskusi kami hari ini dengan presiden, kami akan membahas pilihan lain yang tersedia. Dan saya juga mencatat bahwa kami akan mengambil tindakan tambahan jika dibutuhkan untuk memastikan bahwa kami bertindak untuk membela diri dan mencegah perilaku buruk lebih lanjut dari kelompok-kelompok milisi atau Iran," sambung Esper. 

 31 Desember 2019

Pada Rabu pagi, pendukung Kataib Hezbollah di Irak menyerbu Kedutaan AS di Baghdad. Kekerasan meningkat. Milisi mencoba menerobos masuk ke dalam gedung kedutaan, menyulut kebakaran, dan merusak area luar kedutaan.

Trump lantas membahas masalah tersebut di lapangan golfnya dengan Perdana Menteri Irak. Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan Trump mendapatkan update rutin. "Seperti kata presiden, Iran mengatur serangan ini dan mereka akan bertanggung jawab penuh. Bagimana dan kapan kami akan merespons eskalasi tersebut, itu akan menjadi keputusan presiden," ujarnya.

Esper mengatakan AS akan mengerahkan batalion infanteri dari 82nd Airborne Division ke Komando Pusat AS. Keputusan tersebut dikatakannya sebagai tindakan pencegahan. Sekitar 750 personel tentara pada awalnya dan pasukan tambahan selama beberapa hari ke depan.

Malamnya, Trump ditanyai wartawan apakah ia kiranya akan berperang dengan Iran. "Apakah saya mau? Tidak. Saya ingin damai. Saya suka damai. Dan Iran seharusnya menginginkan perdamaian lebih dari siapa pun. Namun saya tidak melihat hal itu terjadi," jawabnya.

2 Januari 2020 Waktu AS

Esper memberikan pernyataan yang menekankan bahwa AS tidak akan menerima atas serangan lanjutan terhadap personel dan pasukannya. Dia juga mengirim pesan kepada sekutu AS untuk "bersama-sama" melawan Iran.

Esper mengatakan ada beberapa tanda Iran akan merencanakan serangan tambahan dan memberi peringatan. "Jika itu terjadi, maka kami akan bertindak, dan jika kami mendapat berita serangan atau indikasi serangan, kami akan mengambil tindakan pencegahan, juga untuk melindungi pasukan Amerika, untuk melindungi kehidupan Amerika," ujarnya.

"Jadi permainan telah berubah dan kami siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan personel kami dan kepentingan kami dan mitra kami di wilayah ini," lanjutnya.

Malamnya berdasarkan waktu AS, muncul laporan tentang serangan di dikat Bandara Internasional Baghdad dan laporan awal Solemaini terbunuh.

Akhirnya Pentagon mengonfirmasi laporan dan serangan tersebut. Pentagon juga menulis Soleimani "secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat Amerika di Irak dan di seluruh wilayah."

Pernyataan itu juga mengatakan Soleimani telah mengatur serangan di pangkalan dan menyetujui serangan di kedutaan. Serangan tersebut juga bertujuan untuk mencegah serangan Iran di masa depan.

3 Januari 2020 Waktu AS

Trump mencuit mengenai kematian Soleimani bahwa sang jenderal telah merencanakan untuk "membunuh lebih banyak" orang Amerika.

Dia lantas membela keputusannya untuk memerintahkan pembunuhan Soleimani. "Jika orang Amerika di mana saja terancam, kami memiliki semua target yang sudah diidentifikasi sepenuhnya. Dan saya sipa untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan. Dan itu khususnya mengacu pada Iran," kata dia kepada wartawan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/30/152549870/kematian-qasem-soleiman-berbuntut-panjang-ini-kronologi-pembunuhannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke