Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konflik Perbatasan India-China, Seberapa Kuat Militer Kedua Negara?

Pertarungan tanpa adu tembak di Ladakh itu menewaskan sedikitnya 20 tentara India, sedangkan China belum melaporkan adanya korban jiwa atau tentaranya yang luka-luka.

Pertanyaan pun menyeruak, apakah militer India memang lebih lemah dari China?

Data dari Statista yang dilansir oleh Business Insider menyebutkan, China bersama India, Amerika Serikat (AS), Korea Utara, dan Rusia berada di lima besar negara dengan militer terkuat.

India berada di peringkat tiga, sedangkan China bertengger di urutan kedua dalam hal dana militer.

Anggaran pertahanan India 55 miliar dollar AS (Rp 783,2 triliun), sedangkan China 4 kali lebih banyak yakni 225 miliar dollar AS (Rp 3,2 kuadriliun).

China memiliki lebih dari 2 juta tentara yang bertugas di dinas militer, berbanding 1,3 juta di pihak India.

Negeri "Tirai Bambu" juga lebih unggul di jumlah armada tank-nya yang mencapai 13.000 lebih, berbanding 4.100 lebih milik India.

Kendaraan tempur lapis baja China sekitar 40.000 unit, unggul jauh dibandingkan India dengan hanya 2.800 armadanya.

Begitu pun dengan peluncur roket, China memliki 2.050 berbanding India yang hanya sepersepuluhnya yakni 266.

Dilansir dari Times Now News, China telah memproduksi dan meluncurkan berbagai macam rudal balistik, mulai dari rudal jarak pendek hingga Rudal Balistik Antarbenua (ICBM).

Sementara itu Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) juga telah melakukan uji coba rudal balistik Prithvi-1 (jarak tempuh 150 km) dan Prithvi-2 (jarak tempuh 250 km), yang telah dimasukkan ke dalam angkatan bersenjata.

Lalu bagaimana perbandingan dengan kekuatan di Angkatan Udara?

China memiliki 3.000 lebih pesawat dibandingkan 2.000 armada di India, tetapi yang lebih krusial adalah China memiliki jumlah pesawat tempur dua kali lebih banyak dibandingkan India.

Sejak tahun 1990-an China gencar meningkatkan kekuatan militer mereka. Saat itu China memiliki 5.000 pesawat tempur tapi sebagian besar sudah usang seperti Soviet MiG 19s dan MiG 21s.

Kini armada jet tempur China telah diperbarui, tapi tidak semua armadanya bisa dikerahkan ke perbatasan India-China.

Purnawirawan petinggi militer India Ravinder S Chhatwal mengatakan, "Untuk meluncurkan pertahanan udara apa pun, pesawat tempur harus dikerahkan dekat perbatasan, kira-kira sekitar 200-300 km dari perbatasan musuh."

"Melawan India, China harus mengerahkan pesawat tempurnya di Tibet dan lapangan udara Xinjiang yang berdekatan. China memiliki 2.011 pesawat tempur, tetapi kebanyakan dari mereka dikerahkan di pesisir timur."

"Mereka tidak bisa mengerahkan semuanya melawan India karena terbatasnya lapangan terbang di Tibet."

"Mereka (Tibet) hanya punya sekitar lima lapangan terbang utama (Kongka Dzong, Hoping, Pangta, Linzhi, dan Gargunsa), dan dua lainnya di Xinjiang (Hotan dan Kashgar)."

"Mereka sedang mengembangkan tiga lapangan terbang lagi di Tibet yang kemungkinan siap pada 2022," terangnya dikutip dari Times Now News.

Chhatwal melanjutkan, untuk untuk melaksanakan operasi pesawat tempur secara kontinu lapangan udara harus saling mendukung.

"Dengan saling mendukung, maksud saya, jika Anda lepas landas dari lapangan terbang harus ada lapangan terbang lain di dekatnya dalam jarak 100-200 km, untuk dapat melakukan pengalihan dan lain-lain jika Anda memiliki lapangan terbang alternatif."

Di dua wilayah utara sektor Xinjiang, Hotan dan Kashgar jaraknya 450 km, sementara jarak antara Hotan dan Gargunsa adalah 550 km.

Hotan ke Korla jaraknya 750 km sehingga mereka tidak saling mendukung. Di Tibet barat, hanya ada satu lapangan terbang, Gargunsa.

Jika Gargunsa dibom oleh AU India, akan ada jarak 1.500 km antara Hotan dan lapangan udara terdekat Hoping, urai Chhatwal.

Chhatwal lalu menyimpulkan penjelasannya, dengan menguraikan bahwa untuk memarkir pesawat saat operasi tempur, itu harus dilakukan di tempat perlindungan yang tahan ledakan. Tapi, China tidak memiliki satu pun di wilayah tersebut.

"Setelah Doklaim, mereka menyadari kesalahannya dan sekarang mulai membangunnya di lapangan terbang Kongka Dzong."

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/18/220137170/konflik-perbatasan-india-china-seberapa-kuat-militer-kedua-negara

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke