Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

John Bolton: Trump Tak Tahu Bedanya Finlandia dan Rusia

Selain itu, disebutkan pula Trump berkata menginvasi Venezuela akan "keren", di buku berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir tersebut.

Kabinet Trump telah menuntut Bolton membatalkan rilis bukunya, yang sudah masuk ke daftar best-seller Amazon seminggu sebelum rilis, menurut CNBC.

New York Times melaporkan, buku Bolton mengisahkan pengalamannya sebagai pejabat senior Gedung Putih yang terlibat dalam diskusi-diskusi keamanan nasional.

Rabu malam (17/6/2020) Trump menanggapi tulisan mantan ajudannya itu, dalam wawancara dengan Wall Street Journal.

"Dia pembohong... semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton."

Presiden AS tersebut juga menyebut Bolton "seorang lelaki lusuh" yang melanggar hukum, dalam wawancara terpisah dengan Fox.

Buku Bolton mengklaim sang presiden mengatakan, akan "keren" untuk menginvasi Venezuela dan menyatakan bahwa negara di Amerika Latin itu "benar-benar bagian dari Amerika Serikat," menurut beberapa kantor berita yang mendapat salinannya, termasuk The Washington Post.

Diklaim juga di buku tersebut, meski AS tidak mengakui Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebagai pemimpin negara, tapi Trump ragu mendukung pemimpin oposisi Juan Guaiado bahkan setelah Guaiado menyatakan dirinya presiden.

Trump dikabarkan ikut menandatangani proposal Bolton yang mengatakan AS lebih mengakui Guaiado daripada Maduro sebagai presiden Venezuela.

Akan tetapi 30 jam kemudian, Bolton mengklaim presiden mengatakan Guaiado tampak lemah seperti "anak-anak" dibandingkan Maduro yang "tangguh".

The Washington Post juga melaporkan, Trump berkata ke Menteri Pertahanan James Mattis bahwa Rusia harus menangani ISIS.

Laporan-laporan mengklaim, Bolton membenarkan tuduhan bahwa Trump menekan Ukraina untuk menyelidiki saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden, yang akan membantunya memenangkan pemilu untuk kali kedua pada November mendatang.

Bolton juga menulis, Trump tidak tertarik membahas denuklirisasi dengan Korea Utara dan melihatnya sebagai "latihan publisitas", dan dia lebih ditekan untuk berteman dengan Kim Jong Un.

Trump, dilaporkan The Washington Post, memberikan hadiah-hadiah ke Kim termasuk salinan album Rock of Man yang ditandatangani Elton John. Pemberian ini jelas melanggar sanksi AS.

Dalam KTT pertamanya dengan Kim Jong Un pada 2018, Trump dikabarkan berulang kali bertanya kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu apakah sudah menerima CD-nya saat Menlu AS Mike Pompeo berkunjung ke Korut.

Dilansir dari The Sun Kamis (18/6/2020), Bolton adalah tokoh politik yang kontroversial.

Demokrat menghujatnya karena tidak memberikan kesaksian secara sukarela dalam sidang pemakzulan Trump pada Januari, dan menuduhnya menggunakan pengalamannya untuk mengambil untung dari bukunya.

Pria berusia 71 tahun itu menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Trump selama sekitar 17 bulan, sebelum dipecat musim gugur lalu.

Konon, Bolton dan Trump tidak akur gara-gara beda pendapat soal perubahan kebijakan luar negeri di Afghanistan, Irak, dan Korea Utara.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/18/182104070/john-bolton-trump-tak-tahu-bedanya-finlandia-dan-rusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke