Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemilik Restoran Barbekyu Ini Diduga Tewas Ditembak Polisi dalam Demo AS

David McAtee, dikenal sebagai bos YaYa’s BBQ Shack, terbunuh pada Senin waktu setempat (1/6/2020) ketika aparat dan Garda Nasional memaksakan penerapan jam malam.

Pihak berwenang menyatakan, mereka merespons suara tembakan yang terjadi di tengah gelombang protes insiden penembakan di kota terbesar Kentucky itu.

David McAtee, yang restoran barbekyu miliknya tak jauh dari lokasi kejadian, dikenal sebagai sosok yang menawarkan makan siang kepada polisi.

Dilansir AP via PBS, ratusan orang yang kembali ke lokasi dia tewas ditembak beberapa jam selepas insiden, berkabung dan mengenang sosoknya.

Christopher 2X, aktivis anti-kekerasan dan Direktur Eksekutif Game Changers, menyatakan bahwa McAtee sangat disukai oleh orang di lingkungannya.

"Saya tidak pernah melihatnya bertindak agresif dalam kondisi apa pun," kata dia. Wakil Ketua Polisi Louisville, Robert Schroeder.

Dia mengungkapkan, selama bertahun-tahun McAtee dikenal baik oleh jajarannya. "Dia selalu memastikan anggota kami mendapat makan siang saat berjaga," ujar dia.

Saksi mata Kris Smith mengungkapkan, dia hendak kembali ke mobol selepas dari restoran ketika melihat ada pasukan Garda Nasional datang.

"Begitu saya berjalan ke mobil, mereka datang dengan tongkat, perisai, benda seperti itu. Seperti film yang mengerikan," ujar dia.

Gubernur Andy Beshear memerintahkan Kepolisian Negara Bagian Kentucky untuk menggelar penyelidikan secara independen terkait insiden itu.

Beshear menekan polisi Louisville untuk membuka rekaman kejadian, yang beberapa jam kemudian dijawab dengan gusar oleh Wali Kota Greg Fischer.

Sang wali kota menyatakan, polisi ternyata tidak mengaktifkan kamera di seragam mereka ketika merspons kerusuhan dalam aksi protes.

"Tipe kegagalan institusional seperti ini yang tidak bisa saya toleransi," katanya. Insiden itu berdampak kepada Kepala Polisi Steve Conrad.

Awalnya, Conrad menyampaikan dia mengundurkan diri pada akhir Juni. Namun, Fischer kemudian mengumumkan dia dipecat dari jabatannya.

Sebelum dilengserkan, Conrad membenarkan penembakan itu terjadi pada pukul 12.15 tengah malam, di luar pasar kawasan West Broadway.

Saat itu, polisi dan Garda Nasional dipanggil untuk menangani sekelompok orang yang melanggar jam malam, ketika ada yang menembaki mereka.

Segera mereka membalas tembakan, yang berujung pada tewasnya McAtee. "Beberapa orang yang berkepentingan diwawancarai," jelas Conrad.

Schroeder menjelaskan, polisi yang terlibat dalam penembakan mendapat hukuman administratif karena tak mengaktifkan body camera.

"Ini jelas tak bisa diterima," paparnya, seraya menambahkan pihaknya mendapat informasi dari kamera pengawas di dekat lokasi kejadian.

"Memang rekaman itu diambil dari jauh. Tetapi bisa memberikan gambaran mengenai lokasi dan jelas menunjukkan petugas kami merespons tembakan," klaimnya.

Insiden itu terjadi ketika pendemo menyerukan keadilan bagi Breonna Taylor, perempuan kulit hitam yang terbunuh pada Maret.

Dia ditembak delapan kali oleh detektif narkotika tepat di pintu rumahnya. Tidak ada narkoba yang ditemukan oleh penegak hukum.

Ibu Breonna, Tamika Palmer, menyerukan adanya perdamaian sembari juga meminta keadilan atas kematian putrinya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/02/075957070/pemilik-restoran-barbekyu-ini-diduga-tewas-ditembak-polisi-dalam-demo-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke