Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tes Virus Corona Anonim Lindungi Warga Korea Selatan dari Stigma

SEOUL, KOMPAS.com - Tes virus corona melonjak di Korea Selatan setelah pihak otoritas memperkenalkan sistem pengujian anonim, kata seorang pejabat pemerintah pada Rabu (13/5/2020).

Dilansir media Perancis AFP, pemerintah Korea Selatan berjuang mengatasi persebaran kasus infeksi virus corona yang muncul baru-baru ini dari kelab malam termasuk kelab LGBT.

Korea Selatan sejauh ini telah dijadikan model global dalam cara mengekang virus corona tapi lonjakan kasus baru di Itaewon Seoul dan beberapa kelab LGBT memaksa pihak berwenang menunda rencana pembukaan sekolah pekan ini.

Banyak pelanggan kelab malam enggan melakukan tes virus corona karena takut dengan stigma menjadi LGBT di masyarakat yang konservatif itu.

Untuk itu, pihak otoritas memperkenalkan sistem pengujian anonim di mana hal itu membuat banyak orang merasa aman untuk melakukan tes virus corona karena privasi mereka dihargai.

Sementara itu, kelompok-kelompok HAM mengatakan intoleransi terhadap kaum LGBT masih merajalela di Korea Selatan.

Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Kwon Joon Wook mengatakan minggu ini bahwa "prasangka dan diskriminasi" hanya akan menghambat kegiatan pencegahan terhadap virus corona.

Di sisi lain, berdasarkan keterangan wali kota Seoul, Park Won Soon terdapat 8.300 orang yang melakukan tes di kota itu pada Selasa (12/5/2020) dibandingkan pekan lalu hanya berkisar 1.000 orang saja per hari.

"Ini membuktikan bahwa memastikan anonimitas mendorong tes secara sukarela," ungkap Park kepada wartawan.

Pihak otoritas menggunakan data ponsel untuk melacak pengunjung kelab malam dan mengerahkan polisi untuk melacak mereka yang tak bisa dihubungi.


Pejabat di negara Asia Timur yang berpenduduk 52 juta jiwa itu mengumumkan kasus infeksi baru sebanyak 26 kasus pada Rabu (13/5/2020) dan menjumlah seluruh angkanya menjadi 10.962.

Padahal, sebelumnya, Korea Selatan hanya mencatat kenaikan satu digit untuk 8 dari 14 hari sebelumnya. Kebanyakan dari kasus itu adalah kasus impor.

Pejabat Korea Selatan pada Rabu pagi mengatakan 119 kasus di seluruh negeri itu berkaitan dengan kluster di Itaewon Seoul.

Penanganan Korea Selatan terhadap wabah virus corona dipuji secara luas. Termasuk bagaimana mereka menangani lonjakan terbaru yang akan diawasi dengan ketat ketika negara-negara Eropa memulai pembukaan kembali secara hati-hati.

Padahal, pakar kesehatan di Eropa dan Amerika Serikat memperingatkan bahwa bergerak terlalu cepat dapat mengakibatkan lonjakan jumlah infeksi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/13/125943670/tes-virus-corona-anonim-lindungi-warga-korea-selatan-dari-stigma

Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke