3 Cara Membuat Kimchi seperti di Drakor, Saran dari Chef Asli Korea

JAKARTA, KOMPAS.com - Pecinta drama Korea (drakor) tentu tidak asing lagi dengan kimchi atau kimci, makanan fermentasi khas Negeri Ginseng.

Kimchi tampak selalu ada di meja makan orang Korea. Makanan ini disantap dengan pelengkap apa saja, termasuk nasi dan ramyeon.

Tidak seperti makanan Korea lain yang tersedia di restoran, kebanyakan kimchi dibuat sendiri di rumah dalam jumlah banyak.

Bila disajikan di restoran pun, jumlah kimchi yang dipesan biasanya hanya sedikit untuk satu kali makan.

Sementara itu, jika dibuat di rumah, kimchi akan disiapkan dalam jumlah banyak untuk stok makanan jangka panjang.

Korean Executive Chef Nube9, Choi Jun Hyuk, koki asli Korea Selatan yang sudah bekerja selama 10 tahun di Indonesia, membagikan tips membuat kimchi di rumah yang bisa kamu ikuti berikut ini.

Sawi merupakan bahan utama untuk membuat kimchi. Sayuran ini dibiarkan utuh memanjang tanpa dipotong-potong saat bikin makanan fermentasi ini.

Menurut Choi, sawi korea berbeda dengan sawi di Indonesia. Baik dari segi ukuran maupun cita rasanya.

"Sawi korea lebih lebar dan lebih manis juga. Biasanya harganya lebih mahal juga," ujar Choi ketika ditemui Kompas.com pada Rabu (3/4/2024).

Gochugaru atau bubuk cabai adalah bumbu utama kimchi, selain garam, gula, dan kecap ikan yang juga bisa ditambahkan ke dalam kimchi.

Kamu bisa menambahkan gochugaru ke dalam sawi dengan jumlah secukupnya sampai berubah warna menjadi kemerahan.

Kimchi dikenal sebagai sajian fermentasi. Namun, menurut Choi, kimchi juga boleh saja disantap langsung setelah dibuat.

"Mau langsung dimakan bisa, disimpan tiga hari bisa, seminggu juga bisa," kata Choi.

Menurut dia, semakin lama disimpan kimchi memiliki cita rasa berbeda yang nikmat. Rasanya semakin asam karena fermentasi.

Kimchi harus disimpan di kulkas untuk menjaganya tetap aman dikonsumsi dan tidak basi.