Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengkajian Ramadhan, Prof. Haedar: Dakwah Kultural Jadi Bagian Pergerakan Muhammadiyah

Kompas.com - 20/03/2024, 20:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pengkajian Ramadan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan tema "Dakwah Kultural: Perluasan Basis Komunitas dan Akar Rumput Muhammadiyah".

Pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah 1445 H ini berlangsung di dua lokasi, yaitu di UMJ Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Peserta yang hadir berasal dari berbagai unsur Pimpinan Muhammadiyah, Aisyiyah, organisasi otonom, amal usaha Muhammadiyah, lembaga dan majelis dari wilayah Jawa dan Sumatera.

Rangkaian kegiatan pengkajian akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 18 hingga 20 Maret 2024, dengan menghadirkan narasumber yang kompeten untuk membahas berbagai topik terkait dakwah kultural.

Rektor UMJ, Prof. Ma'mun Murod, menyambut baik tema dakwah kultural dan menyatakan bahwa UMJ berkomitmen untuk melestarikan tradisi dakwah ini. 

Prof. Ma’mun juga menyampaikan bahwa UMJ berusaha menampilkan dakwah-dakwah kultural yang sempat hilang dari Muhammadiyah. Salah satunya melalui penampilan-penampilan seni musik.

Menurutnya, ini sebagai tindak lanjut dari apa yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan pada periode awal Muhammadiyah yang mengedepankan dakwah kultural melalui tradisi dan budaya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir mengatakan tema dakwah kultural dipilih karena menjadi bagian mata rantai pergerakan Muhammadiyah.

Dalam pidato pembukaan di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Senin (18/03/2024) Prof. Haedar menyampaikan,
dakwah kultural menjadi bagian dari pergerakan yaitu bagaimana memperluas basis gerakan dan keberadaan Muhammadiyah di akar rumput.

"Kemudian, dakwah kultural dapat kita akselerasikan untuk menjadi instrumen gerakan kita yang lebih memperkokoh basis gerakan Muhammadiyah,” kata Prof. Haedar.

Watak kultural itu juga dapat dilihat dari sejarah perkembangan dakwah Muhammadiyah yang menyebar berawal dari Pulau Jawa di awal generasi Muhammadiyah, hingga ke Ternate Tidore.

Prof. Haedar juga mengajak peserta pengkajian untuk kilas balik perjalanan dakwah Muhammadiyah yang umumnya berpusat di pusat ekonomi.

“Muhammadiyah sudah menyebar ke hampir banyak pelosok lewat pusat-pusat yang dikenal dengan pusat wirausaha Muhammadiyah,” tutur Prof. Haedar. Diakuinya, kehadiran Muhammadiyah saat itu direspons masyarakat sebagai agama baru ternyata tetap dapat diterima.

Baca juga: Dukung Peningkatan Literasi Keuangan Mahasiswa, KB Bank dan ITB Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Hadirkan Program Star Edu

Dalam kesempatan ini, Haedar juga mengungkapkan kegiatan ini sekaligus tasyakuran atas pencapaian Universitas Muhammadiyah Jakarta meraih akreditasi unggul. Ia mengucapkan selamat dan terima kasih kepada sivitas akademika UMJ.

“Di bawah Rektornya yang luar biasa, alhamdulilah banyak prestasi yang diraih hingga bisa meraih akreditasi unggul,” tutup Prof. Haedar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com