Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Visiting Professor PresUniv, Prof. Kim Perkenalkan Konsep "Humane Entrepreneurship"

Kompas.com - 19/11/2022, 16:56 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Prof. Ki-Chan Kim, Professor of Management di Catholic University of Korea, Korea Selatan, dan Distinguished Professor di George Washington University, Amerika Serikat, selama enam bulan ke depan akan menjadi visiting professor di President University (PresUniv).

Sebagai visiting professor, Kim akan memberikan kuliah, menjadi mentor, dan membagikan pengalamannya ke segenap civitas academica di lingkungan Presuniv.

Rektor Presuniv Prof. Chairy melalui rilis resmi (19/11/2022) menyambut baik kehadiran Kim sebagai visiting professor.

“Hadirnya Prof. Kim tentu akan semakin memperkuat iklim internasional yang sudah terbentuk di Presuniv. Selain itu, saya juga berharap Prof. Kim dapat mendorong Presuniv meningkatkan kegiatan penelitian dalam bidang manajemen dan entrepreneurship,” ungkap Prof. Chairy.

Priof. Chairy menambahkan, selain akademisi, Prof. Kim banyak memberikan saran dan masukkan bagi sejumlah perusahaan rintisan (startup), pebisnis skala kecil dan menengah, serta perusahaan multinasional, seperti Samsung Electronics dan Hyundai Motors.

“Prof. Kim banyak memberikan saran kepada perusahaan-perusahaan tersebut tentang bagaimana cara membangun model bisnis dan ekosistem yang berkelanjutan. Konsep semacam ini bukan hanya menarik untuk dipelajari, tetapi juga sangat bisa diterapkan,” kata Prof. Chairy.

Saat ini Prof. Kim juga menjabat sebagai Chairman Innovation Economy Division di National Economic Advisory Council (NERC), lembaga yang langsung bernaung di bawah Presiden Korea Selatan.

Selain itu Prof. Kim juga menjadi President International Council for Small Business (ICSB). Selama memimpin ICSB, Prof. Kim menekankan betul pentingnya kepuasan kerja bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan skala kecil dan menengah.

Berkat lobi dan inisiatif Kim, bersama dengan jejaringnya di ICSB, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya menetapkan 27 Juni sebagai Hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sedunia.

Baca juga: Profesor University of York Jadi Dosen Tamu The Eurasia Course XI FIS UNJ

Sebagai akademisi, Prof. Kim juga melakukan penelitian untuk menemukan keterkaitan antara tingkat kepuasan kerja karyawan dengan komitmennya terhadap produk.

Hasilnya? Prof. Kim menemukan hubungan yang tak terbantahkan antara tingkat kepuasan kerja karyawan dengan komitmennya terhadap produk. Semua itu pada akhirnya membentuk dedikasi karyawan yang sangat kuat terhadap perusahaan.

 

Itu sebabnya Prof. Kim menyimpulkan bahwa dedikasi karyawan sebetulnya adalah aset utama perusahaan. Bukan aset fisik, seperti gedung, mesin-mesin, bahan baku, atau sumber daya finansial.

Sejalan dengan gagasannya tersebut, pada 2019, Prof. Kim menulis buku yang berjudul "The Joy of Innovation". Lewat bukunya ini Prof. Kim menekankan pentingnya inovasi untuk membuat bisnis menjadi tetap kompetitif di pasar yang terus bergejolak.

Buku ini berhasil meraih penghargaan King Sejong Book Collection 2020 dalam ajang Penghargaan Buku Nasional Korea Selatan.

Mamperkuat internasionalisasi Presuniv

Kim melihat posisi strategis Presuniv dapat memainkan peran penting untuk mendukung hadirnya Silicon Valley-nya Indonesia tersebut di Jababeka.

“Presuniv dapat memberikan dukungan dalam bentuk riset dan memasok talenta-talenta yang sejalan dengan kebutuhan Revolusi Industri 4.0,” jelas 

Langkah itu sudah dilakukan Presuniv. Presuniv dan Jababeka berkolaborasi mendirikan Fabrication Laboratory atau FabLab. Kelak, FabLab berperan membantu perusahaan-perusahaan untuk bermigrasi dari Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri 4.0.

Selain itu, FabLab juga menjadi tempat bagi civitas academica di lingkungan Presuniv untuk belajar dan mengembangkan ide-ide inovasi yang selaras dengan Revolusi Industri 4.0.

“Sebagai visiting professor, saya berharap bisa ikut mengambil peran untuk menjadikan Presuniv sebagai kampus yang dapat memimpin dalam penerapan Artificial Intelligence (AI),” ungkap Prof. Kim.

Dalam suatu kesempatan, Prof. Kim memaparkan dalam kuliah tamunya, untuk menguasai AI Data Analitycs hanya membutuhkan waktu lima jam.

Menggunakan aplikasi Orange Data Mining, Kim menjelaskan tentang proses data mining dan data analitycs melalui konsep visual programming. “Dengan aplikasi Orange Data Mining, seseorang tidak lagi harus belajar coding untuk melakukan AI Data Analytics,” urainya.

Selain itu, Prof. Kim juga ingin ikut bisa berperan untuk semakin memperkuat internasionalisasi Presuniv. Apalagi selama ini Presuniv sudah banyak merekrut dosen asing dan menyelenggarakan sistem perkuliahannya dengan menggunakan bahasa Inggris.

Baca juga: Profesor UNS Patenkan 2 Motif Batik Khas Sragen, Raih Dana Rp 1 Miliar

 

“Saya akan mendorong Presuniv untuk aktif melakukan kerja sama pada tingkat global baik dengan sesama universitas di luar negeri maupun dengan perusahaan-perusahaan asing,” papar Prof. Kim.

Gagasan Humane Entrepreneurship

 

 Prof. Ki-Chan Kim (kiri) bersama SD Darmono (tengah) dan Prof. Jony Oktavian Haryanto.DOK. PRESUNIV Prof. Ki-Chan Kim (kiri) bersama SD Darmono (tengah) dan Prof. Jony Oktavian Haryanto.

Bicara soal Humane Entrepreneurship, Kim menekankan tentang pentingnya peran Chief Executive Officer atau CEO.

“Dalam bisnis, CEO memiliki peran lebih dari 80 persen. Jadi, sangat penting bagi seorang CEO untuk memahami konsep dan penerapan dari Humane Entrepreneurship,” kata Prof. Kim.

"CEO bisa menerapkan konsep Humane Entrepeneurship, karyawan akan mampu mengeluarkan ide-ide terbaiknya dan meningkatkan keterlibatan di perusahaan. Jika karyawan mampu memberikan ide dan kinerja terbaiknya, perusahaan tentu akan mendapatkan hasil yang terbaik pula,” jelasnya.

Kim juga menyampaikan pandangannya soal Humane Entrepreneurship dan Marketing 5.0. Konsep ini, urai Prof. Kim, mencoba menyintesiskan antara kemanusiaan, bisnis, dan pemasaran. Ia menegaskan, pemasaran menjadi arah dan tujuan dari bisnis.

Jika tanpa arah, kata Prof. Kim, sebuah perusahaan akan terombang ambing ke sana ke mari.
Jadi, perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Kalau tidak, tegas Prof. Kim, itu sama saja dengan membuang-buang sumber daya.

Baca juga: Alumni FEB USU Akan Datangkan Profesor dari Harvard University

 

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, pemasaran harus berjalan beriringan dengan teknologi. “Pada era sekarang, penggunaan teknologi harus untuk high-touch marketing,” kata Prof. Kim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com