KOMPAS.com - Berbagai upaya sudah dilaksanakan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia.
Inovasi untuk penanganan Covid-19 di Indonesia tak terlepas dari ide, gagasan dan kerja kelas yang dilakukan sivitas akademika di seluruh perguruan tinggi yang ada.
Termasuk Universitas Airlangga (Unair) yang berhasil menciptakan vaksin Merah Putih.
Perlu diketahui bahwa vaksin Merah Putih menjadi kandidat vaksin Covid-19 yang digagas oleh Universitas Airlangga (Unair).
Baca juga: Ini Daftar 74 Lokasi Pusat UTBK SBMPTN 2022
Setelah sukses mengantongi sertifikat halal dari MUI dan melaksanakan uji klinis tahap 1, Vaksin Merah Putih direncanakan melakukan uji klinis tahap 2 pada 28 Maret 2022.
Tidak seperti uji klinis tahap 1 yang hanya melibatkan 90 relawan, uji klinis tahap 2 rencananya akan melibatkan sebanyak 405 relawan.
Tim Uji Klinis Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga Gatot Soegiarto menerangkan, relawan Vaksin Merah Putih akan mendapatkan berbagai macam keuntungan.
Gatot mengungkapkan, keuntungan yang dimaksud yaitu berupa manfaat vaksin Covid-19 inactivated yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik di Indonesia.
Baca juga: Penyakit yang Diwaspadai Saat Musim Hujan, Ini Kata Dosen UM Surabaya
Selain itu, relawan akan mendapatkan pengawasan fisik dan laboratoriun oleh tim peneliti, dana transport pada setiap kunjungan.
Hingga masuk dalam skema PCare (masih dalam proses) dan juga aplikasi PeduliLindungi.
Persyratan yang diajukan tim vaksin Merah Putih bagi relawan yang bersedia berpartisipasi dalam uji klinis II antara lain:
1. Belum pernah divaksin sama sekali
2. Usia 18 tahun ke atas.
3. Kalau wanita tidak sedang hamil
4. Tidak menderita HIV
5. Kalau ada penyakit komorbid adalah penyakit komorbid yang terkendali.
Baca juga: Anak Usaha BUMN Kimia Farma Buka Lowongan bagi Lulusan S1 Apoteker
Webinar berlangsung interaktif dengan adanya diskusi dua arah dengan para peserta. Beberapa peserta pun mempertanyakan efek samping dari Vaksin Merah Putih.
Gatot menegaskan, sejauh ini mulai uji pre-klinis hingga uji klinis tahap 1, belum terdapat laporan berkaitan dengan efek samping yang serius.
"Kalaupun ada efek samping itu berupa seperti biasa lah, kalau disuntik di daerah lengan ada sedikit rasa kemeng. Itupun hanya persentasenya kecil, di bawah lima persen," beber Gatot.
Baca juga: Makin Siap UTBK, Coba Try Out Gratis SBMPTN 2022 Kompas.com x Rajin.id
Jika berminat menjadi relawan Vaksin Merah Putih, Gatot mengimbau untuk mengisi tautan Form Pendaftaran Uji Klinis Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) atau melihat kontak person yang ada di laman ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.