Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair: 2 Negara Ini Pilihan Terbaik untuk Evakuasi WNI dari Ukraina

Kompas.com - 03/03/2022, 11:39 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya pemerintah mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di tengah Konflik Rusia-Ukraina terus dilakukan.

Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair) Radityo Dharmaputra mengatakan ada wilayah yang pas bagi pemerintah untuk mengevakuasi para WNI, yakni Polandia, Rumania, dan Moldova. Tiga negara itu memang berbatasan langsung dengan Ukraina. Namun Radityo mengungkapkan bahwa Polandia menjadi opsi evakuasi terbaik.

“Polandia yang paling aman karena negara ini tergabung dalam Uni Eropa dan NATO. Selain itu, kalau ke Polandia, mereka cukup menerima pengungsi dengan baik. WNI pun akan lebih mudah diterbangkan ke Indonesia,” ujar Pengamat Kawasan Rusia dan Eropa Timur tersebut dilansir dari laman Unair.

Baca juga: Beasiswa Kursus Bahasa Mandarin 2022, Tunjangan Rp 12,8 Juta Per Bulan

Karena itu, tidak mengherankan jika beberapa hari belakangan arus pengungsi Ukraina menuju Polandia sangat padat.

Radityo menyebut bahwa status keanggotaan Polandia di Uni Eropa dan NATO akan mencegah Rusia melakukan serangan apabila konflik meluas.

Hal yang sama berlaku pula pada Rumania. Negara yang telah terdaftar sebagai anggota Uni Eropa dan NATO itu dipandang Radityo sebagai opsi yang lebih baik dibanding negara tetangganya, Moldova.

Menurut Radityo, Moldova termasuk berisiko karena memiliki wilayah yang berkonflik dan didukung Rusia. Wilayah tersebut adalah Transnistria yang kabarnya menjadi salah satu jalur pasukan Rusia masuk ke Ukraina.

Baca juga: Sering Haus dan Ngantuk Bisa Jadi Gejala Diabetes, Ini Kata Dokter RS UNS

Risiko evakuasi WNI

Usai berhasil dievakuasi ke Polandia atau Rumania, Radityo menyebut langkah selanjutnya yang harus diperhatikan pemerintah adalah proses pemulangan para WNI ke Indonesia.

“Utamanya terkait penerbangan wilayah. Harus diingat delapan tahun lalu ada pesawat Malaysia Airlines yang tertembak jatuh di kawasan konflik di Ukraina Timur,” sebut alumni University of Glasgow tersebut.

Maka dari itu, ia mengimbau jalur penerbangan evakuasi WNI harus ditentukan secara hati-hati.

"Kalau perlu berputar ke wilayah Selatan. Jangan melewati wilayah konflik seakan-akan perang hanya terpusat di Ukraina. Wilayah perbatasan tetap harus dijaga,” imbuhnya.

Situasi sulit bagi WNI yang masih tertahan

Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI melaporkan masih ada 13 WNI yang belum dievakuasi. Empat WNI di Kharkiv dan sembilan lainnya di Chernihiv. Keadaan tersebut dipandang Radityo sebagai situasi problematis.

Alasannya, pemerintah RI kini hanya bisa menunggu konflik mereda untuk dapat melakukan evakuasi.

Baca juga: Astra Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1-S2 Berbagai Jurusan

Khususnya wilayah Kharkiv di Timur Ukraina yang menjadi pusat konflik. Situasi itu membuat evakuasi tertahan karena hanya bisa dilakukan lewat jalur darat.

“Seumpama wilayah itu masih dipegang Ukraina, maka serangan akan terus berlanjut. Tapi kalau Rusia berhasil mengambil alih, mungkin evakuasi memungkinkan. Namun, itu semua hanya hipotesis, kini belum bisa diprediksi arahnya ke mana,” ungkapnya.

Untuk itulah Radityo menekankan agar pemerintah memaksimalkan shelter dan logistik agar WNI dapat bertahan dalam beberapa hari ke depan.

Termasuk bagi 24 WNI yang memilih tetap tinggal karena telah berkeluarga dengan warga Ukraina.

“Pemerintah Indonesia perlu tetap menawarkan evakuasi. Cuma jika memang mereka punya ikatan pernikahan dan emosional kita tidak perlu memaksa dan biarkan mereka ambil keputusan sendiri,” imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Minyak Goreng Semakin Mahal? Pakar Unair Sebut 4 Hal Ini

Radityo sejauh ini mengapresiasi langkah Kedutaan Besar RI dan Pemerintah Indonesia yang telah mengusahakan proses evakuasi WNI. Terlebih belum ada kabar bahwa WNI kesulitan keluar atau menjadi korban konflik secara langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com