Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM Terbatas Dihentikan, Pakar UGM: Perlu Ada Penyelidikan Epidemiologi

Kompas.com - 16/01/2022, 21:29 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah sekolah di DKI Jakarta menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Kebijakan ini diambil setelah ada temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.

Temuan kasus Covid-19 selama diadakan pembelajaran tatap muka 100 persen di Jakarta tidak hanya menjangkiti para siswa, tetapi juga para guru.

Untuk mencegah meluasnya kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah, pihak pemerintah pun mengambil kebijakan menutup sementara sejumlah sekolah.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama mengatakan, terkait kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang tetap melanjutkan PTM walau ada sekolah yang terindikasi ada penularan Covid-19 sebenarnya sudah tepat.

Baca juga: Ikut SNMPTN 2022? Intip Prodi Paling Diminati di Undip

Penting dilakukan penyelidikan epidemiologi

Menurutnya, karena dari awal kebijakannya adalah menutup hanya sekolah yang ada penularan untuk karantina dan isolasi serta contact tracing.

"Namun yang lebih penting dari itu adalah evaluasinya melalui penyelidikan epidemiologi," terang Bayu kepada Kompas.com, Minggu (16/1/2022).

Dia menekankan, pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini perlu menyelidiki, apakah yang menjadi faktor risiko terjadinya penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Beberapa hal yang perlu didalami lagi seperti apakah faktor risiko penularan karena dari rumah siswa.

Baca juga: Ikut SBMPTN 2022? Cek Kampus dan Prodi Saintek-Soshum Paling Diminati

Atau apakah ada hubungannya dengan sekolah seperti protokol kesehatan (prokes) ada yang kurang berjalan baik. Dengan penyelidikan tersebut bisa timbul rekomendasi kuat.

"Karena dari dulu kalau ada kasus saat PTM, selalu tidak terlihat penyelidikan yang intensif untuk mengetahui salahnya dimana dan apa yang perlu dilakukan padahal itu yang penting," tegas Bayu.

Tidak hanya sekedar menghentikan PTM terbatas

Bayu menjelaskan, dalam kondisi ini, kebijakan pemerintah bukan hanya sekedar menutup sekolah atau menghentikan PTM terbatas. Tetapi lebih ke arah penyelidikan epidemiologinya.

Bayu berharap pemerintah DKI Jakarta dan daerah lain yang melakukan PTM melakukan pengawasan ketat.

Baca juga: Rajawali Nusindo Buka Lowongan Kerja S1 Fresh Graduate, Yuk Daftar

Jika ada temuan kasus Covid-19, lanjut Bayu, tidak hanya menutup sekolah kemudian melakukan disinfeksi saja. Tetapi juga tracing-nya terus dikejar.

"Penyelidikan epidemiologinya dikejar jadi tahu masalahnya dimana karena bisa jadi tiap daerah beda-beda masalah di PTM-nya," imbuh dia.

Dia menyampaikan, meski tidak melakukan penyelidikan epidemiologi, tapi yang penting adalah evaluasi. Kenapa bisa ada kasus positif Covid-19 di sekolah. Sehingga bisa diketahui, apa ada komponen protokol kesehatan (prokes) yang tidak berjalan atau ada faktor lain.

Agar tahu akar permasalahan

Dia menambahkan, jika tidak dilakukan penyelidikan epidemiologi yang benar ataupun evaluasi pada sekolah yang ditutup, maka pemerintah tidak akan pernah tahu akar masalahnya.

Dari mana penyebab siswa atau guru yang terpapar Covid-19. Sehingga berpotensi mengulang kembali terjadinya penularan di sekolah yang sama atau lainnya.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Ini Keluhan Mata pada Lansia dan Tips Menjaganya

Untuk melakukan penyelidikan epidemiolog, sambungnya, menjadi kewenangan Dinas Kesehatan daerah setempat dan Puskesmas dibantu satgas Covid-19 sekolah.

"Untuk melakukan penyelidikan epidemilog ini butuh keahlian khusus," tutup Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com