Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Meninggal Akibat Interaksi Obat, Ini Kata Pakar Unair

Kompas.com - 19/07/2021, 11:36 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan, masyarakat dihebohkan dengan pendapat seorang dokter yang menyatakan pasien Covid-19 meninggal akibat interaksi obat yang menyebabkan asidosis laktat.

Adanya hal itu direspon oleh Pakar Fakultas Kedokteran Unair Meity Ardiana.

Baca juga: Guru Besar UGM: Interaksi Obat Tak Picu Pasien Covid-19 Meninggal

Menurut dia, saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa kombinasi obat pada pasien Covid-19 menyebabkan asidosis laktat.

"Penyebab asidosis laktat itu bermacam-macam dan kita harus memahami patofisiologi terjadinya asidosis laktat sebelum serta-merta menyimpulkan penyebab asidosis laktat pada pasien Covid-19 adalah karena interaksi obat," kata dia melansir laman Unair, Senin (19/7/2021).

Dia menuturkan, ketika seseorang terinfeksi Covid-19, kekurangan oksigen yang terjadi pada derajat sedang hingga berat dapat menyebabkan timbulnya asidosis laktat.

Di sisi lain, asidosis laktat yang terjadi dapat menyebabkan peningkatan keasaman darah yang juga dapat memperberat kondisi pasien seperti sesak nafas atau penurunan kesadaran.

Sehingga, dapat disimpulkan jika kondisi Covid-19 dan asidosis laktat saling memperberat satu sama lain.

Terkait interaksi obat, dia menjelaskan, setiap dokter yang memberi peresepan obat pada pasien tentu sudah menimbang manfaat maupun risiko interaksi obat yang dapat terjadi.

Dokter, sambung dia, akan memilih golongan obat dengan risiko interaksi paling minimal bagi pasien.

Dia juga mengatakan, obat yang perlu dikonsumsi antara satu pasien Covid-19 dengan pasien lainnya tentu berbeda.

Baca juga: ASI Bisa Naikkan Imunitas dan Antibodi Covid-19, Ini Kata Profesor IPB

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni terkait apakah seseorang tergolong pasien dengan gejala ringan, sedang atau berat dan apakah pasien tersebut sedang menjalani opname atau isolasi mandiri.

"Disarankan untuk mengonsumsi vitamin dan suplemen yang memang sudah terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mempercepat kesembuhan Covid-19 sesuai rekomendasi yang ada," tegas dia.

Lanjut dia menyebut, rekomendasi untuk pencegahan saat ini adalah dengan memberikan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, Zinc, dan vitamin D.

Fitofarmaka, sebut Meity, juga dapat diberikan karena telah teregistrasi oleh BPOM.

"Perlu diingat vitamin adalah suplemen, di mana fungsinya hanya untuk menambah nutrisi dari makanan sehari-hari," ujar dia.

Dia berpesan agar masyarakat tidak perlu melakukan panic buying terhadap obat-obatan dan vitamin yang dipercaya dapat menyembuhkan Covid-19.

Dia mengungkapkan, apabila pola makan sehat dapat dijaga, maka kebutuhan mikro dan makronutrien yang dapat mencegah infeksi Covid-19 maupun virus dan penyakit lain akan dapat terpenuhi.

Dia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam memilah dan memilih informasi yang didapatkan.

Masyarakat perlu kritis dalam menanggapi suatu berita dengan melakukan pengecekan ulang pada sumber informasi terpercaya.

Baca juga: Dosen Psikologi Unair Beri Tips Cara Atasi Stres Saat Pandemi Covid-19

"Masyarakat harus bisa membedakan antara opini dan temuan ilmiah (terkait Covid-19), suatu hal yang bukan merupakan fokus dalam pendidikan dan gaya hidup kita," pungkas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com